Menempati tempat duduk melalui pintu 3 rombongan Purna Aktivis Dewan Kerja yang berjumlah 183 orang dengan menggunakan empat buah bus, kami memasuki pantai Boom Banyuwangi tempat berlangsungnya perlehatan akbar ini, acara tahunan festival Gandrung Sewu yang diikuti oleh sekitar 1.300 seniman tari asal Banyuwangi, dari Sekolah Menegah Pertama, Sekolah Menengah atas dan pegiat seni tari yang ada di banyuwangi ini mengambil peran disini, tahun 2019 ini adalah kali ke 8 dilaksanakannya kegiatan ini.
Dari pembawa acara menyampaikan para pejabat dan artis serta beberapa perwakilan dari daerah lain yang menghadiri acara ini, cuaca sangat terik, sebelum tarian kolosal dimulai ada beberapa artis dari Banyuwangi yang menyanyi diatas panggung dengan latar belakang Selat Bali, kemudian sambutan dari Menteri Pariwisata yang diwakili oleh salah satu pejabat di lingkungan kementrian, dan sambutan dari Bupati Banyuwangi, yang menjelaskan latar belakang dari kegiatan ini, kemudian menjelaskan prestasi-prestasi yang dicapai selama kepemimpinan beliau.
Tari Gandrung awalnya di bawakan oleh laki-laki, ini adalah sebagai pengecoh pada masa penjajahan dulu, para pejuang melalui tarian ini, namun kini Gandrung sudah dimonopoli oleh wanita, menari diatas pasir pantai yang berwarna kehitaman, serta terik matahari yang memanggang, merupakan antraksi yang sangat memukau dan ditunggu-tunggu oleh masyarakat Banyuwangi dan para wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Banyak awak media yang meliput kegiatan ini, saya memperhatikan ke udara dan mencoba menghitung jumlah drone yang meliput kegiatan ini, ada 14 drone, dengar berbagai merk dan tipe yang di bawa oleh pemiliknya.
Sebuah pagelaran seni yang sangat apik dan menarik, dengan senyum yang menawan dari penari menambah keindahan tarian ini.
Banyuwangi, Â 12102019
Lihat Sosbud Selengkapnya
