Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Museum Alquran Madinah, Ada Alquan di Tulis di Atas Kain

3 Oktober 2019   16:10 Diperbarui: 3 Oktober 2019   16:19 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di pagi itu sehabis sholat subuh, zikir dan berdo`a mengelilingi Masjid Nabawi, dilanjutkan keluar komplek untuk mencari sarapan pagi, bercengkrama dengan orang-orang dari berbagai negara yang ramai di tempat sarapan, tidak terasa waktu menunjukan pukul 08.00 pagi, saya tidak kembali ke hotel tapi kembali masuk ke dalam masjid Nabawi untuk sholat dhuha dan mencoba keberuntungan untuk memasuki Raudhah, 

Biasanya antara jam 09.00 sampai jam 10.00 Raudhah  agak sepi, walau tetap antri saya mencoba merapat setelah selesai sholat Dhuha, alhamdulillah do`a saya terkabul dapat melaksanakan sholat dan berdo`a di samping makam Rasulullah, saat menuju pintu keluar ada rombongan yang ingin menuju Musium Al-Qur`an, karena jaraknya tidak terlalu jauh dari pintu keluar Raudhah saya ikut dalam rombongan itu menuju museum.

Museum Al-Qur`an dari pintu keluar ini berjalan kaki hanya sekitar lima menit, museum ini buka mulai jam 09.00-14.00 dan 16.00-21.00 setiap harinya, tidak dipungut biaya, asal antri saja dan mengikuti rombongan, jadi kalau kita sendiri kesini kita menunggu rombongan lain biar bisa gabung.

Untuk petugas yang menerangkan di sini banyak orang Indonesia, jadi tidak usah takut dengan Bahasa, dia bekerja di sini, saya lupa namanya, karena saya tidak mencatatnya saat dia memperkenalkan diri, dilanjutkan dengan membawa kami menjelaskan secara detail tentang Al-Qur`an dan museum Al-Qur`an.

dokpri
dokpri
Saya tertarik di salah satu ruangan, terdapat sepuluh tumpukan Al-Qur`an yang diletakan di etalase kaca, Al-Qur`an ini asli tulisan tangan yang dikerjakan selama 30 tahun, oleh seorang yang bukan dari Arab dan tidak bisa berbahasa Arab, seorang ibu yang menulisnya, dan begitu selesai langsung disumbangkan ke museum ini, kalau tidak salah di serahkan ke pihak museum Bulan Agustus 2018. 

Ibu ini mengerjakan tulisannya setelah anak-anaknya pada tidur, jadi dia seorang ibu rumah tangga, mengerjakan tugas sehari-hari seperti biasa, dan disaat malam baru ia menulis Al-Qur`an di atas kain. Alhamdulillah selama 30 tahun pekerjaan itu selesai, satu tumpukan buku itu satu jus, yang di pajang di etalase museum ini hanya sepuluh tumpukan.

Masya Allah, iri rasanya melihat ketekunan dan keuletan si Ibu itu, kemudian setelah selesai ia menyumbangkannya untuk museum, semoga ini menjadi catatan amalnya si Ibu di akherat kelak.

Kami terus memasuki ruangan lain, ada satu lagi yaitu ruangan dimana terdapat layar lebar, disini kita melihat sejarah Al-Qur`an.

Dan di akhir ruangan atau di pintu keluar kita bisa membeli Al-Qur`an untuk kita bawa pulang atau kita wakafkan. Al-Qur`an wajib bagi kita untuk membacanya setiap hari, mentadaburinya, mengamalkannya dan mengajarkannya.

Bogor, 03102019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun