Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Mahalnya Sebuah Panggilan "Sayang"

30 September 2019   20:00 Diperbarui: 30 September 2019   20:08 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Trainer Parenting sangat mudah sekali menggambarkan, sesuatu yang buat orang lain sangat susah untuk di kerjakan atau diucapkan, atau dengan kata lain hidup tentunya tidak semudah yang diucapkan oleh seorang Trainer Parenting berapun tingginya bayaran seorang trainer, apakah dia yang sudah memiliki jam terbang yang tinggi apakah lagi yang baru menjadi trainer. Aku pernah mengikuti beberapa kegiatan ini, dan aku pernah mencoba memperaktekannya.

Istriku adalah seorang yang dingin, kadang sangat temperamental, padahal dulu waktu berkenalan sangat santun, sangat membangkitkan suasana, pokoknya saat pacaraan dulu, serba asyik dah, makanya tidak perlu terlalu lama berpacaran, langsung jadian. Namun dengan seiringnya waktu lama kelamaan kelihatan juga watak aslinya, tapi apa mau dikata, bagiku perkawinan adalah sesuatu yang sakral, aku ingin hanya kematian yang memisahkan perkawinan ini.

Aku masih ingat, saat masa-masa pacaran dulu, manggilnya mas, mesra bangat rasanya. Perbedaan sangat mencolok ini aku dapatkan setelah lahir anak pertama kami, sekarang dia baru berumur enam bulan, namun untuk menjaga si kecil aku lihat istriku hampir sama dengan ibu-ibu yang lain, tidak ada permasalahan.

Aku sering iri pada teman-teman, saat bertemu mereka, ada yang di panggil papa, ada yang di panggil abang, ada yang di panggil ayah, dan ada juga yang di panggil sayang.

Aku juga sering iri dengan teman-teman yang akrab dengan istrinya, berdialog seperti sahabat, berdiskusi layaknya mahasiswa dengan dosennya, berpegangan tangan saat jalan, bercanda dan sesekali tertawa riang.

Aku pernah utarakan ini, tapi jawaban yang aku dapat sungguh tidak mengenakan perasaan ku.

"Mbok ya....aku sekali-kali di panggil "sayang"

"Sayang....yang....yang, mau di panggil "kuyang"

Setelah kejadian itu, aku tidak pernah lagi meminta dan berharap di panggil "sayang" atau di "sayang-sayangi."

Andai sekali saja aku dipanggilnya "sayang" itu merupakan anugrah terindah dan termahal yang aku rasakan, biar aku catat menggunakan tinta emas di dalam hati ini.

Bogor,30092019

#Mudahan sesuai ya sahabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Hantu Pocong Lembang, Hiburan Siang di Jalan Macet!

5 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun