Mohon tunggu...
Misbah Hayati
Misbah Hayati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Program studi Ilmu Hadis, Fakultas Ushuluddin, UIN Suska Riau

Di dunia yang penuh dengan kebisingan, menulis menjadi pelarian yang indah, di mana setiap kata mampu membawa kita menjelajahi alam imajinasi dan merenungi kenyataan hidup. Menulis bukan sekadar merangkai huruf, tetapi juga menciptakan ruang bagi ekspresi diri yang otentik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengelolaan Tuntong dan Mata Pencarian Masyarakat di Desa Kuala Pusung Kapal, Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang

29 Juli 2024   18:00 Diperbarui: 29 Juli 2024   18:07 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Desa Kuala Pusung Kapal, yang terletak di Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang, memiliki keunikan tersendiri dalam hal pengelolaan sumber daya alam, terutama tuntong, yang merupakan salah satu jenis penyu yang dilindungi. Pengelolaan tuntong di desa ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kelestarian satwa tersebut, tetapi juga sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Program konservasi yang melibatkan masyarakat lokal telah menunjukkan hasil yang positif, di mana kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem laut semakin meningkat. Masyarakat aktif dalam kegiatan patroli pantai untuk melindungi sarang tuntong dari ancaman predator dan manusia yang tidak bertanggung jawab.

Selain pengelolaan tuntong, mata pencarian masyarakat Desa Kuala Pusung Kapal sebagian besar bergantung pada sektor perikanan dan pertanian. Nelayan di desa ini memanfaatkan hasil laut yang melimpah sebagai sumber penghasilan utama, di mana hasil tangkapan laut seperti ikan, udang, dan kerang menjadi komoditas utama. Namun, mereka juga dihadapkan pada tantangan seperti perubahan cuaca dan penurunan stok ikan yang mengharuskan adanya strategi pengelolaan yang lebih berkelanjutan. Pertanian, terutama padi dan kelapa sawit, juga menjadi sumber mata pencarian yang signifikan, meskipun lahan yang tersedia terbatas dan terkadang terpengaruh oleh kondisi alam yang kurang mendukung.

Integrasi antara konservasi tuntong dan mata pencarian masyarakat menunjukkan bahwa keseimbangan antara pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi dapat tercapai melalui pendekatan yang holistik dan inklusif. Program-program edukasi dan pelatihan yang diberikan kepada masyarakat telah meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan, sekaligus membuka peluang baru seperti ekowisata yang memanfaatkan keberadaan tuntong sebagai daya tarik utama. Refleksi dari pengalaman ini menunjukkan bahwa keterlibatan aktif masyarakat adalah kunci dalam mencapai tujuan konservasi yang berkelanjutan dan pengembangan ekonomi lokal yang tangguh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun