Mohon tunggu...
Lampu yang terang
Lampu yang terang Mohon Tunggu... -

Manusia pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nasib Rakyat di Daerah Terpencil

19 April 2015   00:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:56 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kemana para Pejabat dan Wakil Rakyat, kok Tidak Pernah Kesini lagi Semenjak Usai masa Kampanye Tahun lalu?”

Negeri Serpihan surga

Negeri ini hampir mempunyai segalanya. Luas lautannya terbesar di Dunia, seluas 93 ribu km2 dan panjang pantainya sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai dunia.

Pulaunya terbanyak di Dunia, ada 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenguni). Tiga dari enam pulau terbesar di Dunia, ada di Negeri ini.

Negeri ini memiliki kekayaan sumber daya alam yang amat sangat melimpah ruah. Kekayaan flora faunanya juga menakjubkan. Ada 300.000 jenis satwa liar (17% satwa di Dunia). Ada 515 jenis mamalia hidup disini (terbanyak di Dunia), dan Negeri ini menjadi habitat dari sekitar 1539 jenis burung. Sebanyak 45 %  jenis ikan di Dunia, hidup di Lautan Negeri ini.

Terumbu karangnya (Coral Reef) adalah yang terkaya (18% dari total Dunia). Biodeversity anggreknya terbesar di Dunia, ada 6 ribu jenis anggrek. Memiliki hutan bakau terbesar di Dunia. Negeri ini juga memiliki species ikan hiu terbesar di Dunia yaitu 159 species. Primata terkecil di Dunia, ular terpanjang di Dunia, ikan terkecil di Dunia, bunga terbesar di Dunia, semua ditemukan di Negeri ini. Bahkan satu-satunya binatang purba darat terbesar di Dunia yang masih hidup ada di Negeri ini.

Kekayaan perkebunan dan kehutanannya juga mencengangkan. Negeri ini adalah pengekspor terbesar kayu lapis (plywood), yaitu sekitar 80% di pasar Dunia. Produk cengkeh (Cloves), pala (Nutmeg), minyak sawit mentah (Crude Palm Oil) menempati No. 1 di Dunia. Hasil karet alamnya No. 2 di Dunia, hasil cokelatnya No. 3 di Dunia.

Sumber daya Energi dan mineralnya juga luar biasa. Negeri ini adalah penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20% dari suplai seluruh dunia), penghasil batu bara terbesar, juga produsen timah terbesar kedua.

Negeri ini juga memiliki tanah yang subur. Sehingga ada yang mengatakan bahwa tanahnya adalah tanah surga, karena tongkat dan batu bisa jadi tanaman. Itulah negeri serpihan Surga, INDONESIA.

Selain kaya akan sumber daya alam (SDA), Indonesia juga kaya akan sumber daya manusia (SDM). Untuk saat ini, Indonesia mempunyai jumlah penduduk terbesar ke-empat di Dunia, dibawah Cina (1,355 miliar), India (1,236 miliar), Amerika Serikat (318,892 juta) dan Indonesia (253,60 juta). (Mengutip data Departemen perdagangan AS, melalui Biro sensusnya kamis, 6/3/2014)

Fakta-fakta tersebut membuktikan bahwa Negeri ini mempunyai kekayaan yang tak ternilai. Seandainya jika semua sumber daya yang ada di Negeri ini dikelola dengan baik dan benar, pastilah Negeri ini akan menjadi negeri yang Makmur dan Sejahtera. Bahkan mungkin bisa menjadi salah satu negara yang maju dalam segala bidang. Termasuk dalam bidang Ekonomi.

Dengan segala kekayaan ini, apakah penduduk negeri ini Sejahtera?

Namun nyatanya, dengan segala sumber daya yang amat sangat melimpah ruah, nampaknya Negeri ini belum bisa dikatakan sebagai negara yang maju dalam segala bidang. Termasuk dalam bidang ekonomi.

Tampaknya sumber daya yang dimiliki belum bisa dikelola dengan baik dan benar. Rakyat yang ada di Negeri ini belum bisa menikmati kekayaan yang mereka miliki. Bahkan ironinya lagi, kekayaan akan sumber daya tersebut tidaklah dinikmati oleh Rakyat Negeri ini, tetapi malah dinikmati oleh pihak asing yang mempunyai banyak modal. Pihak asing-lah yang banyak menikmati hasil kekayaan Negeri ini. Inilah yang membuat rakyat Negeri ini semakin “menderita”. Kekayaan yang Rakyat miliki, ternyata tidak bisa membuatnya menjadi “sejahtera”. Kehidupan mereka semakin hari malah semakin “sengsara”.

Nasib Rakyat di Daerah Terpencil

Susah, inilah yang dirasakan oleh masyarakat yang ada didesa Transbandep Embacang. Desa yang berada di kecamatan Mesuji Raya, Kabupaten Ogan komering Ilir, Sumatra Selatan. Daerah ini merupakan daerah terpencil. Jauh dari jangkauan perkotaan. Jaringan telepon seluler masih sangat sulit. Jalan untuk masuk daerah ini rusak sangat parah. Apalagi kalau musim penghujan, jalan yang biasa dilewati untuk wira-wiri menjadi sangat becek dan banyak lumpur. Ini salah satu alasan yang membuat kehidupan ditempat tersebut semakin “susah”.


Jalan masuk menuju desa Transabandeb Embacang

Daerah ini sebenarnya berada pada perkebunan kelapa sawit. Namun perkebunan tersebut tidak dimiliki oleh masyarakat desa Transabandep Embacang. Perkebunan kelapa sawit banyak dikuasai oleh pihak asing. Pihak asing yang menanamkan modal dan meiliki pabrik kelapa sawit, seolah menjadi penguasa tunggal disana. Tidak ada yang bisa dan berani mengusiknya.

Lalu bagaimana dengan nasib masyarakat didaerah tersebut? Masyarakatnya hanya dijadikan sebagai pekerja untuk memanen dari hasil perkebunan kelapa sawit tersebut. Ibaratnya hanya dijadikan kuli atau “buruh kasaran” dirumah sendiri. Penghasilan mereka masih tidak menentu.

Sebenarnya, selain perkebunan kelapa sawit, daerah tersebut juga merupakan perkebunan karet. Namun lagi-lagi Rakyat tetap banyak yang hanya menjadi buruh saja. Harga karet yang dijual oleh petani lebih murah dari harga pada umunya. Salah satu penyebabnya adalah jalan yang digunakan untuk wira-wiri mengangkut karet  rusak sangat parah. Sedangkan harga karet pada umunya saat ini hanya Rp.6.000 per kilogram. Sementara harga BBM didaerah tersebut mencapai hingga Rp. 9.000 per liter. Perbandingan harga tersebut tentu saja menyulitkan para petani. (Dikutip dari harian tribun sumsel, Jumat 10/04/2015 halm. 18)

Apalagi jika ditambah dengan keadaan seperti saat ini-harga Bahan Bakan Minyak (BBM) yang terus naik dengan penuh ketidakjelasan, yang kemudian menjadikan harga bahan kebutuhan pokok (SEMBAKO) terus melonjak naik. Untuk mencukupi kehidupan sehari-hari saja sangat sulit. Lalu bagaimanakah nasib rakyat yang berada didaerah terpencil tersebut? Siapakah yang bisa memperjuangkan nasib mereka? kemana para pejabat dan wakil rakyat, kok tidak pernah datang kesini lagi semenjak usai masa kampanye tahun lalu? Akankah kehidupan mereka akan berlanjut seperti itu secara terus menerus? Saya yakin, di Negeri serpihan Surga ini masih banyak terdapat daerah yang terpencil dan tertinggal seperti yang saya uraikan diatas.

Wallaahu a’lam! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun