Mohon tunggu...
Misbachul Chairil Anwar
Misbachul Chairil Anwar Mohon Tunggu... -

Manusia yang sesungguhnya adalah yang mau belajar

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Harga Sehat

9 Desember 2011   01:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:39 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dua hari yang lalu saya menjenguk tetangga sakit dalam satu rumah sakit dua orang sekaligus, sampai di rumah sakit sangat sulit mendapatkan tempat parkir karena hampir penuh area parkir dengan tulisan (maaf parkir penuh). pemandangan ini mungkin sangat biasa terjadi di beberapa rumah sakit di sekitar kita. namun bila kita sedikit merenung, ternyata begitu mahal harga sebuah kesehatan. namun merenung tentang harga sebuah kesehatan kadang sulit atau lupa di lakukan, kadang akan bisa merenung ketika seseorang sudah merasakan sakit bahkan masuk rumah sakit.

Ada sebuah ungkapan, "sehat bukan segala-galanya namun tanpa kesehatan segala-galanya yang kita punya tidak berarti apa-apa". ungkapan ini begitu sederhan, namun mempunyai makna yang cukup luar biasa. ketika seseorang sehat biasanya mengeluh tentang kekurangan-kekurangan yang diberikan kepadanya, kekurangan dalam sifat materi biasanya menjadi fokus namun melupakan nikmat berupa sehat. semakin seseorang diberikan kelebihan-kelebihan semakin lupa pula akan hakikat dia. seorang yang memiliki jabatan dan gaji yang tinggi misalnya akan cenderung memuaskan nafsu dan keinginan-keinginannya yang bersifat materi. sikap tidak mengontrol pola hidup, pola makan, pola kerja menjadikan penumpukan-penumpukan penyakit dalam diri seseorang yang tidak disadari akan menjadi penyakit di kemudan hari.

Berbeda dengan yang saya temui dengan pola hidup orang-orang yang ada di pedesaan yang dengan pola pikir sederhana, giat bekerja namun minim penghasilan tetapi cenderung mereka memiliki badan yang kuat dan sehat bahkan sampai kakek-kakek nenek-nenek tidak mau berhenti untuk bekerja, mengurusi sawah dan ladangnya. ini adalah fenomena yang unik, dimana bila dihitung dari segi gizi maka orang-orang borjuis selalu lebih unggul, lebuh higienis, tapi sebaliknya orang-orang kuno, jadul ndeso mereka sama sekali tidak memikirkan tentang gizi apalagi higienis yang penting bisa makan sudah bersyukur namun mereka sehat segar dan bugar.

Kesehatan ternyata adalah sebuah rizki yang diberikan sang pencipta kepada manusia yang tidak mesti bisa di hitung dengan angka matematika, maka dari itu hargailah sebuah kesehatan yang diberikan kepada kita dengan sesuatu yang bermanfaat. mari berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan dan mengembalikan sebagian apa yang ada dalam diri kita di jalanNya dari pada harus digunakan untuk membayar kesehatan kita. Salam Sehat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun