Terima kasih Kompasiana karena mengangkat tulisan saya jadi pilihan entah yang mana. Mungkin yang tidak suka bacaan formal bisa membaca ini http://www.misael.id/2016/12/fenomena-boikot-sari-roti-justru-sari.html
Saya salin dari tulisan saya di web sebelah yang belum diterima... Saya menulis ini di Kaskus khawatirnya ada politik, wah saya kena nanti.
//
Sari Roti saat ini sedang mengalami goncangan hebat ketika banyak yang memboikot roti merek ini dan sampai ada yang teganya menginjak roti itu. Saya melihat suatu sisi lain dari fenomena ini, di mana sekarang malah Sari Roti posisinya ada di atas angin! Ini berhubungan dengan teknik pemasaran. Sari Roti sangat berbahagia karena produknya dipasarkan secara gratis!
Promosi gratis ini tidak jauh berbeda dengan brand Indomie yang sebenarnya tidak usah orang beriklan juga pasti dicari karena namanya sudah diingat dalam benak masyarakat. Bisa juga seperti promosi universitas negeri yang tidak usah jor-joran beriklan di radio dan televisi, orang juga pasti mau ke sana dengan berjibaku dalam SNMPTN dan SBMPTN. Posisi Sari Roti saat ini sedang diangkat media ke atas angin, meski melalui jalan kontroversi yang pastinya tidak mudah ditempuh dan memaksa beberapa hal untuk dikorbankan. Saya punya data dari Google Trends yang merupakan rekap dari penelusuran Google untuk membuktikan pernyataan saya ini. Menariknya, media jarang mengulas Google Trends, padahal hasil dari Google Trends lebih terpercaya dibanding media sosial, karena Anda semua pasti membuka Google bukan untuk mencari masalah populer tertentu?
Kasus Sari Roti benang merahnya ternyata ada pada tuduhan pernyataan "Sari Roti tidak mau berpolitik" lalu ada provokator yang menyuruh memboikot Sari Roti karena dianggap menuduh aksi 212 tempo hari bermuatan politik. Dampaknya, ada orang yang memprovokasi untuk tidak membeli Sari Roti melalui media sosial, lalu ke sekolah-sekolah dan beberapa tempat di mana rawan sekali yang namanya cuci otak dan main percaya begitu saja pada mentornya tanpa menganalisis dulu. Kemudian, Sari Roti lantas jadi trending topik baik di sosial media ataupun di Google. Sari Roti menjadi obrolan di warkop, warteg, karena orang bingung mengapa sebuah merek roti bisa sampai diboikot. Jelas bingung, saya saja baru bisa mendapatkan benang merahnya setelah berpikir beberapa jam, sambil ngopi dan browsing web lain...
Sekarang saya akan perlihatkan data dari Google Trends tentang fenomena Sari Roti ini. Anda lihat jelas ada lonjakan bukan?
Sebelumnya minat orang terhadap Sari Roti sangat sedikit karena yang mengetik nama itu di Google juga sedikit. Saya sudah tahu roti ini kok, saya sering beli, ngapain saya searching lagi di Google, buang buang waktu. Kondisi berubah ketika merek ini dihantam habis habisan pasca aksi 212 itu dan terdapat statement dari Sari Roti sekitar Rabu kemarin. Banyak yang penasaran Sari Roti itu apa, banyak yang mulai coba-coba lalu beli. Banyak yang googling karena penasaran brand ini kena masalah apa, karena tahu sendiri orang Indonesia sering tidak lengkap dalam memberikan informasi, mungkin dikira Sari Roti ketahuan beracun. Lama-lama popularitas brand ini, meski dalam ancaman juga akan terjadi penurunan Belum seorang forumer sebelah pernah menyebut Sari Roti hanya dikenal orang kota, sekarang Sari Roti sudah dikenal di kota kecil sana yang tidak ada gerobakan Sari Roti-nya.Â
Dengan saya buat perbandingan iseng-iseng ini, masih Anda pikir bahwa Sari Roti tidak meningkat awareness-nya di masyarakat dengan kasus ini? Pada data ini, popularitas Sari Roti hanya sedikit di bawah Ahok. Penelusuran tentang Ahok hanya dikalahkan Gempa Aceh, wajar lah ya kebiasaan kalau ada bencana sedikit pasti langsung googling. Saya membandingkan beberapa keyword panas di pekan-pekan ini.
Lalu bagaimana tentang Sari Roti yang diramal bangkrut atau bagaimanakah itu rupanya? Lah, Anda lihat, terjadi penguatan saham ROTI di link ini http://www.duniainvestasi.com/bei/prices/stock/ROTI . Volume sahamnya naik sangat drastis, turun pun tak signifikan, harga saham tetap stabil. Berarti suatu kepercayaan bagi investor, mungkin sekarang sedang momen tepat jualan Sari Roti di toko, permintaan mendadak naik karena Sari Roti kasarnya sedang gencar diiklankan oleh mereka mereka itu. Orang yang tidak tahu apa apa iseng mencoba Sari Roti karena sedang ramai dibicarakan, persis fenomena Tahu Bulat. Begitu tahu itu ulah anak anak PKS, FPI, dan lain-lainnya, mereka langsung makan karena ketidakpeduliannya terhadap propaganda - kecuali kalau kita bicara kampung yang basis para pemfitnah Sari Roti itu besar.