Kejahatan jalanan yang dikenal dengan istilah "klitih" telah menjadi fenomena yang meresahkan di Indonesia, terutama di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Klitih mengacu pada tindakan kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok remaja terhadap individu yang dianggap sasaran. Tindakan ini sering melibatkan penggunaan senjata tajam dan mengarah pada pemukulan yang brutal. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh korban, tetapi juga menciptakan ketakutan di kalangan masyarakat, terutama saat malam hari.
Salah satu faktor yang memicu fenomena klitih adalah kondisi sosial dan ekonomi yang kompleks. Banyak pelaku kejahatan ini berasal dari kalangan remaja yang merasa terpinggirkan dan kurang mendapatkan perhatian dari lingkungan sekitarnya. Faktor-faktor seperti pergaulan yang buruk, kurangnya kegiatan positif, dan pengaruh media sosial turut memperburuk situasi ini. Dalam banyak kasus, kejahatan ini menjadi cara bagi remaja untuk mencari pengakuan atau status di antara teman sebaya mereka.
Penanggulangan fenomena klitih memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, kepolisian, dan masyarakat. Penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kejahatan sangat penting, tetapi harus diimbangi dengan program pencegahan yang melibatkan edukasi dan pemberdayaan remaja. Kegiatan positif yang melibatkan partisipasi komunitas dapat membantu mengalihkan perhatian remaja dari tindakan kriminal, sekaligus memberikan mereka wadah untuk mengekspresikan diri dengan cara yang konstruktif.
Kesadaran masyarakat tentang bahaya klitih juga harus ditingkatkan, dengan fokus pada edukasi tentang cara melindungi diri dan pentingnya melaporkan tindak kejahatan. Dengan kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, diharapkan fenomena klitih dapat diminimalisir. Menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung adalah langkah penting dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan harmonis, sehingga semua individu dapat merasa terlindungi dan berdaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H