Mohon tunggu...
Mirza Sughro Wardiyah
Mirza Sughro Wardiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Matematika Universitas Airlangga

Mahasiswa S1 Matematika Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bersama Melawan Stunting: Optimisme Desa Dungus Menuju Bebas Stunting di 2027

26 Juli 2024   00:17 Diperbarui: 26 Juli 2024   00:19 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten Gresik tidak lagi asing dengan problema stunting yang kerap kali menjadi bagian dari kehidupan para balita-balita di dalamnya. Dungus, yang merupakan salah satu desa di kota tersebut juga berbagi nasib dengan kabupatennya. Menurut bidan Desa Dungus Ibu Rini Tri Suhardini yang akrab dipanggil Ibu Dini, Desa Dungus belum bebas dari stunting. Menurut Ibu Bidan Dini pada tanggal 22 Juli 2024 bahwa per tanggal tersebut ada tiga balita di Desa Dungus yang mengalami stunting. Jumlah balita stunting tersebut menurut Ibu Dini menunjukkan penurunan kasus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya; namun Ibu Dini tetap menggencarkan upaya anti-stunting dan tidak terbuai dengan jumlah kasus yang rendah.

Jajaran pemerintahan desa beserta warga sesungguhnya tidaklah berdiam menghadapi masalah ini, bahkan pemerintah desa sangatlah proaktif dalam upayanya memberantas masalah ini. Salah satu upaya besar yang dilakukan oleh pemerintah Desa Dungus, puskesmas setempat dan Dinas Kesehatan adalah pemberian makanan tambahan (PMT) secara rutin kepada balita beresiko stunting di balai desa. Upaya untuk meningkatkan partisipasi dari instansi pendidikan seperti Taman Kanak-Kanak (TK), dan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk menunjang upaya pelaporan dan pemberantasan stunting juga digalakkan. Ibu Dini merasa bahwa pengawasan dari instansi pendidikan dan kemudian oleh puskesmas sudah cukup baik untuk memastikan pemantauan yang berkelanjutan.

Pelaksanaan PMT//dokpri
Pelaksanaan PMT//dokpri

Pengawasan yang intens bukan jaminan bebas stunting, seperti yang diucapkan oleh sekretaris Desa Dungus bapak Selamet Rahman Heri, stunting di Desa Dungus merupakan momok membandel yang seolah-olah menolak untuk hilang meskipun berbagai cara telah dilakukan di desa. Namun, Ibu Dini setelah meninjau data terkini dan juga tren stunting di Desa Dungus optimis bahwa Desa Dungus akan bebas stunting pada tahun 2027.

Upaya anti-stunting perlu dilakukan semenjak dini dan dengan memastikan orang tua, selaku individu terdekat terhadap balita memegang dan aktif berperan dalam melindungi anak mereka dari stunting, namun bukan berarti manuver anti-stunting hanya dilakukan pada bayi atau balita saja. Ibu Dini juga menggencarkan upaya peningkatan kesadaran dan intervensi stunting pada ibu hamil dan calon pengantin, sebab menurut Ibu Dini stunting di Dungus seringkali terjadi akibat kekurangan energi kalori ibu hamil yang menyebabkan bayi terlahir dalam keadaan stunted. Oleh sebab itu ada dua program utama untuk melindungi ibu hamil dari kekurangan energi kalori yang berpotensi pada bayi yang stunting, yakni pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan juga edukasi yang lebih intens lagi. Kelompok KKN Belajar Bersama Komunitas UNAIR (BBK) 4 Desa Dungus turut ikut serta membantu pada aspek edukasi tersebut.

Pelaksanaan Penyuluhan Pencegahan Stunting//dokpri
Pelaksanaan Penyuluhan Pencegahan Stunting//dokpri

Kegiatan edukasi yang dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2024 didukung penuh oleh pihak Desa dan dilaksanakan di Balai Desa Dungus. Kegiatan yang dikomandoi oleh kelompok BBK 4 UNAIR Desa Dungus mengundang Dr. Maslichah Mafruchati, drh., M.Si selaku Dosen Pembina Lapangan (DPL) kelompok untuk menjadi pemateri pada kegiatan edukasi stunting tersebut. Kegiatan yang mengundang ibu-ibu yang memiliki balita beresiko stunting ini berjalan lancar dan antusias. Pembahasan antara data stunting nasional dari narasumber dan data stunting desa dari Ibu Dini membuat pembahasan yang lebih menarik dan evidence based. Informasi lain yang turut dibahas dalam kegiatan ini adalah cara pencegahan stunting, bagaimana stunting dapat terjadi dan masih banyak lainnya. Kegiatan edukasi ini juga diselingi dengan pemberian makanan tambahan kepada balita yang turut hadir bersama orang tuanya.

Kegiatan edukasi ini merupakan bentuk upaya kelompok 4 BBK UNAIR Desa Dungus untuk dapat berpartisipasi dalam program anti-stunting. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan pengetahuan masyarakat dapat meningkat dan juga sebagai dampaknya dapat mencegah stunting sedini mungkin dan semandiri mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun