Mohon tunggu...
Mirza Nusantara
Mirza Nusantara Mohon Tunggu... Jurnalis - Citizens Journalist

بسم الله الرحمن الرحيم

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bermain Menjadi Tuhan

18 Januari 2014   12:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:43 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kurangkai fajar fajar bertabir tirai tirai keemasan
di baliknya bayangan muncul elok menari
sebagai tuhan pagi ini
yang duduk menonton riuhnya dunia
ada yang bekerja sediakala seperti kemarin
ada yang bosan ,lalu ia merubah wajahnya sebagai tuhan
membuat tabir tabir baru sang kuasa
ia memerintah menurunkan wahyunya dalam gelora akal
siapa mau menerima mari kita mainkan sekrang
engkau umatku duduklah
atau acuh
sementara aku akan membuat larangan dan perintah
bolehlah engkau melanggarnya
kuijinkan karena jika engkau melanggarnya kau akan bahagia
hai umatku tak usah engkau ribut
karena mereka ku ijinkan melanggar aturanku
Hai yang mersa jadi hambaq yang setia
kenapa engkau tak ikut dia yang melanggar
berebutalah
AKU tak mendengar engkau hambaku
APa?
KAu ingin bercinta dengan anakmu
Harta mana yang mau kau makan
siapa yang hendak kau bunuh
bingungglah dengan atas namaku yang engkau pertuhankan
lalu matilah dalam keadaan tidak tahu
dalamn aungan perintahku

ah mudah itu bukan porak poranda
akalmu saja yang tak sampai

Bunuh Tuhan Bunuh tuhan

Hai bung ayo bunuh saja aku

Kita sedang bermain

3 Desember 2009

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun