Mohon tunggu...
MIRZA
MIRZA Mohon Tunggu... Freelancer - Masyarakat Umum

Mengabdi dengan Hati Berkarya untuk Negeri

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Bersama Bersinar, Menjemput Asa di Parigi Moutong

8 November 2024   23:10 Diperbarui: 9 November 2024   08:04 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis : IRSAN

Perjalanan menuju Desa Santigi di utara Parigi Moutong dimulai di suatu sore yang penuh harapan. Saya berangkat seorang diri, menyusuri jalan-jalan yang terkadang hanya berbatu dan berliku. Terasa asing, tetapi di setiap lekukan dan turunan, ada bisikan harapan yang mengiringi langkah saya. 

Di balik perjalanan ini, saya membawa visi perubahan dari pasangan calon pemimpin yang bertekad untuk mendekatkan pelayanan publik ke masyarakat paslon Bersinar, yang digawangi M. Nizar Rahmatu dan Ardi.

Masyarakat Parigi Moutong memang tersebar di wilayah yang panjang, dan mereka yang tinggal di desa-desa seperti desa Santigi sering kali harus menempuh perjalanan berjam-jam menuju Parigi, ibu kota kabupaten, untuk mengurus administrasi atau mendapatkan layanan kesehatan.

 Bagi sebagian besar warga, ini adalah beban tersendiri, terutama mereka yang hidup dari hasil pertanian atau berdagang kecil-kecilan. Dalam perjalanan ini, saya membawa pesan dari paslon Bersinar yang memiliki program konkret untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut.

Di Kios Pisang Desa Santigi, Berawal Sebuah Percakapan

Saya tiba di Desa Santigi saat matahari sudah condong ke barat. Berhenti sejenak di sebuah kios kecil yang menjual pisang, saya mengamati sekeliling. Di sinilah tempat beberapa warga biasa berkumpul, bercengkerama sambil menikmati pisang goreng atau sekadar melepas penat. Saya disambut hangat oleh beberapa warga yang tampaknya penasaran dengan kehadiran saya. 

Di bawah naungan kios sederhana itu, saya mulai bercerita tentang maksud kedatangan saya: memperkenalkan program paslon Bersinar, yang ingin mendekatkan pelayanan kepada masyarakat desa seperti Santigi.

Obrolan di kios ini segera mengalir pada keluhan-keluhan yang sudah akrab di telinga mereka. Salah satu masalah yang paling banyak dikeluhkan adalah kesulitan mengurus dokumen kependudukan. Hanya untuk membuat KTP, Kartu Keluarga, atau Akta Kelahiran, mereka harus mengeluarkan biaya perjalanan yang cukup besar. Belum lagi waktu yang dihabiskan untuk perjalanan bolak-balik ke Parigi. Bagi warga yang penghasilannya terbatas, ini adalah beban besar yang membuat mereka berharap ada cara yang lebih mudah dan cepat.

Dalam senyum yang tertahan, mereka berbicara tentang harapan akan perubahan. "Apakah mungkin semua ini bisa lebih sederhana?" pertanyaan semacam itu bergema di antara percakapan kami. Mereka mendambakan kemudahan, sesuatu yang belum pernah dirasakan, namun tetap mereka harapkan dengan setia.

Program Bunga Desa: Menghadirkan Pelayanan di Depan Rumah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun