Mohon tunggu...
Mirza Zuchri
Mirza Zuchri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan Swasta

Saya mahasiswa dari Universitas Pamulang Prodi Ilkom S1. Saya bekerja di sebuah Mall tepatnya di Tangerang, Sebagai Tenancy. Hobi saya Futsal dan Skateboarding. Kegiatan saya kerja sambil kuliah. Saya suka Mendengarkan musik Rock/Metal. Sekian dan Terima Kasih.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyusuri Fenomena FOMO: Ketakutan Ketinggalan Menjadi Realitas Hidup

23 Juni 2024   00:46 Diperbarui: 23 Juni 2024   01:13 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di tengah derasnya arus informasi dan kemajuan teknologi, muncul sebuah fenomena sosial yang mengubah cara banyak orang menjalani hidupnya. Fenomena ini dikenal sebagai FOMO, atau "Fear of Missing Out." FOMO menggambarkan rasa cemas yang dirasakan ketika seseorang merasa ketinggalan dari tren, acara, atau informasi terbaru yang sedang ramai diperbincangkan.

Mengintip Kehidupan Para Pengidap FOMO.

Sehari-hari dengan FOMO.

Di era media sosial, FOMO menjadi semakin relevan. Media sosial memungkinkan pengguna untuk terus-menerus terpapar oleh kehidupan orang lain yang tampak lebih menarik dan menyenangkan. Hal ini memicu rasa cemas di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Mari kita lihat beberapa kisah nyata dari mereka yang hidup dengan FOMO.

Kisah Nyata dari Para Pengidap FOMO.

Tina, Karyawan Muda

Tina, 28 tahun, adalah seorang karyawan di Jakarta. Setiap hari, Tina menghabiskan beberapa jam untuk memeriksa media sosialnya. "Setiap kali melihat teman-teman saya berbagi momen liburan atau menghadiri acara keren, saya merasa harus ikut serta. Meskipun sebenarnya saya tidak punya waktu atau uang untuk itu, saya tetap merasa tertinggal dan itu membuat saya cemas," cerita Tina. Akibatnya, Tina sering merasa tidak puas dengan kehidupannya sendiri.

Andi, Mahasiswa Aktif

Andi, 21 tahun, adalah seorang mahasiswa yang aktif mengikuti berbagai kegiatan di kampusnya. "Saya sering begadang hanya untuk memastikan saya tidak ketinggalan berita atau acara kampus. Ini mempengaruhi tidur dan konsentrasi saya," ujar Andi. Ketakutannya untuk ketinggalan tren membuatnya selalu terhubung dengan berbagai platform media sosial, bahkan saat sedang belajar.

Dampak FOMO pada Kehidupan Sehari-hari.

FOMO bukan hanya memengaruhi perasaan individu, tetapi juga memiliki dampak nyata pada berbagai aspek kehidupan:

  1. Kesehatan Mental: Rasa cemas yang berkelanjutan akibat FOMO dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi.
  2. Hubungan Sosial: Seseorang yang terus-menerus merasa harus terlibat dalam semua kegiatan sosial mungkin kelelahan dan merasa kewalahan, sehingga mengabaikan hubungan nyata dengan orang-orang terdekat.
  3. Kehidupan Profesional: FOMO bisa menyebabkan kurangnya fokus dan produktivitas di tempat kerja, serta berujung pada burnout (stress/frustasi dalam bekerja).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun