Di tengah derasnya arus informasi dan kemajuan teknologi, muncul sebuah fenomena sosial yang mengubah cara banyak orang menjalani hidupnya. Fenomena ini dikenal sebagai FOMO, atau "Fear of Missing Out." FOMO menggambarkan rasa cemas yang dirasakan ketika seseorang merasa ketinggalan dari tren, acara, atau informasi terbaru yang sedang ramai diperbincangkan.
Mengintip Kehidupan Para Pengidap FOMO.
Sehari-hari dengan FOMO.
Di era media sosial, FOMO menjadi semakin relevan. Media sosial memungkinkan pengguna untuk terus-menerus terpapar oleh kehidupan orang lain yang tampak lebih menarik dan menyenangkan. Hal ini memicu rasa cemas di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Mari kita lihat beberapa kisah nyata dari mereka yang hidup dengan FOMO.
Kisah Nyata dari Para Pengidap FOMO.
Tina, Karyawan Muda
Tina, 28 tahun, adalah seorang karyawan di Jakarta. Setiap hari, Tina menghabiskan beberapa jam untuk memeriksa media sosialnya. "Setiap kali melihat teman-teman saya berbagi momen liburan atau menghadiri acara keren, saya merasa harus ikut serta. Meskipun sebenarnya saya tidak punya waktu atau uang untuk itu, saya tetap merasa tertinggal dan itu membuat saya cemas," cerita Tina. Akibatnya, Tina sering merasa tidak puas dengan kehidupannya sendiri.
Andi, Mahasiswa Aktif
Andi, 21 tahun, adalah seorang mahasiswa yang aktif mengikuti berbagai kegiatan di kampusnya. "Saya sering begadang hanya untuk memastikan saya tidak ketinggalan berita atau acara kampus. Ini mempengaruhi tidur dan konsentrasi saya," ujar Andi. Ketakutannya untuk ketinggalan tren membuatnya selalu terhubung dengan berbagai platform media sosial, bahkan saat sedang belajar.
Dampak FOMO pada Kehidupan Sehari-hari.
FOMO bukan hanya memengaruhi perasaan individu, tetapi juga memiliki dampak nyata pada berbagai aspek kehidupan:
- Kesehatan Mental: Rasa cemas yang berkelanjutan akibat FOMO dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi.
- Hubungan Sosial: Seseorang yang terus-menerus merasa harus terlibat dalam semua kegiatan sosial mungkin kelelahan dan merasa kewalahan, sehingga mengabaikan hubungan nyata dengan orang-orang terdekat.
- Kehidupan Profesional: FOMO bisa menyebabkan kurangnya fokus dan produktivitas di tempat kerja, serta berujung pada burnout (stress/frustasi dalam bekerja).