Sudah lebih dari 3 bulan ini virus corona (covid-19) menyelimuti setiap aktivitas manusia di Indonesia. Beberapa cara telah diterapkan pemerintah untuk memutus penyebaran penularan virus ini.
Namun tidak bisa dimungkiri, angka penambahan penularan semakin naik dan belum menemukan titik terendahnya. Bahkan menjelang perayaan hari raya 1 syawal 1441 H jumlahnya pasien positif hampir mencapai angka 1.000 orang.
Dikutip dari data juru bicara gugus tugas percepatan penangangan covid-19, pada hari kamis 21/05/2020 terjadi peningkatan jumlah pasien sebanyak 973 kasus positif, menurut achmad yurianto, “peningkatan ini luar biasa dan peningkatan inilah yang tertinggi ini terjadi di jawa timur khususnya”.
Dalam kondisi seperti ini, tidak bisa dipungkiri perubahan kehidupan masyarakat berubah secara massif, sector kehidupan seperti kesehatan, ekonomi bahkan pendidikan mengalami perubahan secara signifikan.
Dari aspek kesehatan, penerapan masker dan mencuci tangan dengan menggunakan sabun tidak bisa diabaikan, masyarakat harus secara disiplin untuk melakukan hal tersebut.
Pada sector ekonomi, banyak perusahan atau pabrik mulai menghentikan produksinya, adanya penerapan pembatasan social berskala besar (PSBB ) dan jaga jarak secara fisik atau physical distanding membuat aktivitas karyawan harus bekerja di rumah, bahkan pada beberapa kasus harus ada yang di PHK.
Penerapan Work From Home (WFH) adalah salah satu strategi pemerintah untuk menjadikan para pegawai pemerintah atau karyawan perusahaan tetap produktif meski bekerja dari rumah.
Selain dari kedua sector tersebut, sektor pendidikan juga terkena dari dampak pandemi ini. Menteri pendidikan beserta jajarannya telah menerapkan untuk belajar dirumah atau study from home sejak akhir maret lalu.
Peraturan ini diimplementasikan ke seluruh tingkatan, mulai dari tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga lembaga perguruan tinggi di seluruh daerah di Indonesia.
Peraturan ini banyak memberikan perubahan ke berbagai sendi-sendi kehidupan. Tak hanya orang dewasa, kondisi psikologis anak pun rentan terganggu dalam kondisi yang serba tak menentu seperti saat ini.
Tidak ada yang tahu kapan kehidupan ini akan kembali normal setelah pandemi virus corona ini, sementara sekolah ditutup secara nasional, dan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) diganti dengan system online atau dalam jaringan (daring).