Magelang (24/1/2024). Desa Kleteran merupakan salah satu desa di Kecamatan Grabag, Kab. Magelang yang mengalami perkembangan serta kemajuan pesat. Hal ini didukung oleh lokasi desa ini yang berada di pusat kegiatan masyarakat seperti Pasar Grabag sehingga segala fasilitas sudah tersedia. Kemajuan yang pesat ini diikuti oleh pembangunan yang semakin marak hingga ke berbagai penjuru desa. Lahan-lahan terbuka semakin berkurang dan dialihkan menjadi kawasan pemukiman dan bangunan-bangunan lain. Tentunya maraknya pembangunan ini memberikan dampak yang kurang baik pada lingkungan terutama ketika musim hujan tiba. Dampak yang terjadi tidak lain adalah terjadinya banjir dan genangan air tinggi karena minimnya lahan resapan.Â
Berangkat dari latar belakang di atas, salah satu mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Tim I Tahun 2024 yang berasal dari Prodi S-1 Teknik Sipil mengadakan pelatihan pembuatan lubang resapan biopori kepada warga Desa Kleteran. Pelatihan ini diadakan di pekarangan salah satu rumah warga Desa Kleteran dan dihadiri oleh perwakilan warga dari empat dusun yang ada di Desa Kleteran serta turut dihadiri salah satu Perangkat Desa Kleteran. Pelatihan dimulai dengan pemberian edukasi secara teori sebagai pendahuluan menggunakan leaflet untuk memudahkan penyampaian materi. Materi yang disampaikan meliputi pengertian biopori, manfaat, cara pembuatan, hingga cara pemeliharaannya.
Setelah dilakukan pemaparan materi secara teori, dilakukan praktik pembuatan biopori secara langsung oleh warga di daerah pekarangan dengan lahan dasar tanah. Kegiatan berjalan dengan baik dengan diikuti antusiasme yang tinggi dari peserta yang hadir. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari remaja hingga ibu-ibu kader desa. Pada pelatihan tersebut berhasil dibuat tiga buah unit lubang resapan biopori dengan kedalaman 50 cm dan jarak masing-masing lubang adalah 50-100 cm. Pembuatan lubang dilakukan dengan alat bor khusus untuk biopori sehingga mempercepat prosesnya dan hasilnya lebih rapi. Kemudian lubang yang telah dibuat, dipasangi pipa pvc yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga terdapat lubang untuk meresapnya air ke tanah di sekitarnya. Setelah jadi, mulut lubang ditutup menggunakan saringan agar lubang tidak tertimbun lagi oleh tanah maupun benda lain yang mengganggu kerja biopori. Cara perawatan adalah dengan mengisi lubang dengan sampah organik seperti sisa bahan dapur atau dedaunan. Setelah 2-3 bulan, sampah yang ditimbun tersebut akan terurai menjadi pupuk kompos yang dapat menyuburkan lahan perkebunan sekitar.Â
Di akhir acara, dilakukan penyerahan alat pembuatan lubang resapan biopori kepada perwakilan perangkat Desa Kleteran. Hal ini diharapkan sebagai simbolis agar ilmu yang telah diberikan pada saat pelatihan dapat diterapkan lebih lanjut secara mandiri oleh warga sekitar di lingkungan tempat tinggal masing-masing. Harapan dari pelatihan ini adalah dapat menciptakan langkah alternatif bagi warga dalam menghadapi pembangunan yang semakin pesat ini agar dapat terhindar dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan namun pembangunan tetap dapat berjalan.
Penulis : Mirza Nur Aziz (Teknik Sipil - Fakultas Teknik)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H