Mohon tunggu...
MiRa Kusuma
MiRa Kusuma Mohon Tunggu... -

Hobby menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Haibun] Malam Kudus Berdarah

7 Januari 2012   17:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:12 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dikala keheningan mewarnai hari peringatan kelahiran Kristus, seketika ingatan bersama mimpi purnama memudar. Sepi lalu-lalang di jalan, hanya kadang terdengar suara trem menderu kencang memecah kesunyian malam, hembusan angin dingin berdesir, menerpa tirai batasan dinding tua, dan berbisik kepada bangsa-bangsa di kaki langit, Eksploitasi Area tambang emas Lahan tercemar Tragedi Bima Air limbah kubangan Berlumur darah Saat lembaran hitam terukir dalam kumpulan catatan harian, guratan pena bertinta emas, sirna memaknai jejak kehidupan sang juru selamat umat manusia. Waktu menuntun malam, tak urung melintasi kenangan kelam menyita heningnya malam kudus. Menguak tabir Di Pelabuhan Sape Luka bernanah Moncong senjata Sang penguasa zalim Rakyat berontak Bukan takdir menjejak napak tilas pesisir pantai emas, berbusung lapar Walau hati dan jiwa menyelimuti kekaguman gemerlapnya citra warna Natal cengkraman tak luput dari jubah sang pemodal bergaun egosentrisme merajut mata rantai, kawat berduri membentang krisis sistem keuangan sang adikuasa pun takabur mengangkangi keadilan dan hak kemanusiaan Makna merdeka Bebas dari tirani Diperjuangkan MiRa - Amsterdam, 7 Januari 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun