Menulis dengan tangan memiliki manfaat yang pasti, dan dapat bermanfaat bagi penulis muda untuk bekerja dengan pena dan kertas, terutama pada tahap awal sebuah proyek. Mencatat pemikiran di buku atau jurnal dapat membantu mengatasi hambatan penulis dan mengembangkan hubungan yang lebih menyentuh dengan ide cerita. Beberapa manfaat tulisan tangan antara lain:
- Menulis dengan tangan berguna untuk pelajar visual. Menulis catatan tangan memberi kebebasan grafis untuk dengan mudah membuat sketsa infografis, kosa kata, atau tata letak non-tradisional lainnya untuk meletakkan pemikiran dan memvisualisasikan koneksi.
- Menulis dengan tangan meningkatkan proses belajar. Penelitian ilmu psikologi yang dilakukan oleh peneliti Daniel Oppenheimer di University of California menunjukkan bahwa catatan tulisan tangan membantu ingatan. Studi Oppenheimer menunjukkan bahwa area otak yang terkait dengan ingatan dan pemahaman lebih terlibat ketika siswa menulis catatan dengan pena dan kertas.
- Menulis dengan tangan bisa menjadi seni. Banyak orang memilih catatan tulisan tangan daripada catatan komputer hanya karena mereka lebih menyukai estetika. Jika memiliki tulisan tangan yang baik atau terampil dalam kursif dan kaligrafi, catatan tulisan tangan dapat memberi jalan keluar untuk melatih hobi sambil juga mengerjakan usaha kreatif. Yang dibutuhkan hanyalah alat tulis sederhana dan selembar kertas, tetapi banyak orang juga memilih untuk bekerja dengan kertas mewah dan pulpen.
- Menulis dengan tangan membantu menghindari gangguan. Teknologi bisa menjadi bagian yang sangat menyita waktu dan mengganggu kehidupan kita sebagai penulis. Menulis fiksi membutuhkan fokus, dan menghilangkan gangguan merupakan hambatan bagi banyak penulis profesional. Menulis dengan tangan jauh dari ponsel cerdas, tablet, atau komputer dapat membantu meningkatkan fokus pada penulisan dengan pena dan kertas, bukan dengan keyboard atau stylus.
Adapun Mengetik adalah bagian dari proses penulisan bagi sebagian besar penulis profesional. Nyatanya, kebanyakan orang membuat catatan dengan mengetik di komputer daripada menulis dengan tangan. Laptop bermanfaat untuk mencatat kata demi kata dari sumber luar dan juga memberikan kemudahan dan kecepatan saat menulis kata-kata sendiri. Beberapa keuntungan utama mengetik meliputi:
- Mengetik memberikan kemudahan dan kecepatan. Bekerja di laptop sangat bagus jika terdesak waktu atau perlu mengerjakan tugas yang rumit. Komputer hampir menjadi kebutuhan dalam menyalin kata demi kata, dan juga sangat membantu dalam proses pengeditan.
- Mengetik membantu menghindari kram tangan. Meskipun masalah postur seringkali muncul untuk orang yang mengandalkan pengetikan, banyak orang menemukan bahwa menulis dengan tangan adalah proses yang jauh lebih menuntut secara fisik. Kram tangan dapat memperlambat proses menulis dan merupakan masalah umum yang muncul bagi penulis yang kebanyakan bekerja dengan pena dan kertas.
- Mengetik lebih baik untuk pekerjaan yang membutuhkan pemformatan. Jika sedang mengerjakan tugas dengan jumlah kata atau yang memerlukan margin dan tata letak tertentu, komputer memungkinkan mengatur hal-hal ini dengan sangat mudah.
- Mengetik baik untuk penelitian dan multi-tasking. Terkadang, kita mungkin perlu melakukan banyak tugas dan meneliti saat sedang menulis catatan. Mengetik catatan di komputer memungkinkan kita untuk membuka jendela penelitian di browser web tepat di sebelah dokumen yang digunakan untuk mengetik catatan.
- Mengetik memungkinkan kita untuk dengan mudah membuat cadangan dokumen pekerjaan. Jika ditangani dengan benar, menulis di komputer dapat menawarkan tempat yang lebih aman untuk menyimpan draf pertama atau draf kedua daripada menulis dengan tangan. Meskipun bekerja dengan tangan pada draf pertama mungkin sesuai dengan gaya kreatif, namun di saat yang bersamaan juga lebih rentan dalam kehilangan dokumen pekerjaan.
Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa baik menulis dengan tangan maupun mengetik di komputer memiliki kelebihan masing-masing. Untuk memilih mana yang lebih baik diterapkan, kembali kepada kebutuhan dan tujuan masing-masing individu dalam membuat sebuah karya. Artinya baik menulis dengan tangan ataupun mengetik dengan komputer sama-sama memuat unsur kemaslahatan, karena menulis merupakan kegiatan yang baik dan menjadi salah satu ibadah.
Senada dengan persoalan menulis dan mengetik, adagium fiqih mengatakan "Jika ada beberapa kemaslahatan memanggil, maka maslahat yang lebih besar (lebih tinggi) harus didahulukan. Dan jika ada beberapa mafsadah (bahaya, kerusakan) gangguan, maka yang dipilih adalah mafsadah yang paling ringan."
Kaidah ini menjelaskan, apabila ada beberapa kemaslahatan yang tidak mungkin digabungkan (diraih ataupun dikerjakan sekaligus), maka kemaslahatan yang lebih besar yang didahulukan. Karena pada (urusan yang mengandung) kemaslahatan lebih besar itu ada tambahan kebaikan dan lebih dicintai oleh Allh Azza wa Jalla. Adapun jika beberapa maslahat tersebut bisa dikumpulkan dan bisa diperoleh semuanya maka itulah yang lebih diutamakan lagi.
Sebaliknya, jika berkumpul beberapa masfsadat (keburukan) yang terpaksa harus menempuh salah satu darinya, maka dipilih yang paling ringan mafsadatnya. Adapun jika mafsadat-mafsadat tersebut bisa dihindari semuanya, maka itulah yang diharapkan.
Menulis dan mengetik sama-sama mengandung maslahah, namun (senada dengan kaidah fiqih diatas) manakah maslahah yang lebih besar antara menulis dengan tangan dan mengetik dikembalikan kepada kebutuhan masing-masing.
Dewasa ini, mengetik cenderung lebih digunakan karena lebih efisien dalam mengerjakan suatu penulisan profesional dan didunia kerja. Sedangkan menulis tangan dengan segala manfaatnya dapat dilakukan ketika menulis suatu ide atau gagasan yang lebih ringan dan fleksibel, seperti catatan harian atau karya lain yang tidak terikat dengan profesionalisme pekerjaan (waktu).
Dengan demikian maka yang lebih baik adalah keseimbangan antara keduanya. Sikap moderat atau wasathiyyah merupakan salah satu sikap yang diajarkan oleh agama islam. Wasathiyyah adalah keseimbangan dalam segala persoalan hidup, yang selalu harus disertai upaya menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi berdasarkan petunjuk agama dan kondisi objektif yang sedang dialami.
Dengan demikian, wasathiyyah tidak sekadar menghidangkan dua kutub lalu memilih apa yang ada di tengahnya, tetapi harus disertai dengan prinsip "tidak berkekurangan dan tidak juga berlebihan".
Hasbunallah