Desa Brau berada di Jawa Timur dan memiliki sejumlah peternakan sapi perah hingga menjadi salah satu pusat produksi susu di kawasan Jawa Timur. Selain produksi susu segar, sejak tahun 2023, terjadi ekspansi usaha yakni produksi pangan olahan berbahan dasar susu, salah satunya  yogurt. Meskipun terdapat potensi untuk mengembangkan produk olahan susu seperti yogurt, peternak di daerah ini menghadapi tantangan seperti kurangnya akses ke teknologi, kesulitan dalam memasarkan produk mereka, daya saing produk yogurt yang tinggi, dan kurangnya dukungan dari pemerintah. Oleh karena itu, peningkatan nilai jual produk yogurt menjadi strategi penting untuk meningkatkan kesejahteraan para peternak di Desa Brau. Di sisi lain untuk meningkatkan nilai jual yogurt diperlukan inovasi seperti penambahan bahan alam yang memiliki khasiat bagi kesehatan, serta adanya teknologi promosi dan pengemasan. Seiring dengan daya saing produk yogurt yang tinggi maka diperlukan pembaharuan guna meningkatkan nilai jual produk yogurt salah satunya dengan penambahan bahan herbal seperti serai, jahe, dan kunyit yang dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan, serta ditunjang teknologi pengemasan yang akan mendukung kualitas produk, dari sisi peningkatan higienitas dan masa simpan, serta metode promosi yang akan mendukung upaya pengenalan dan penjualan produk.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah program pengabdian masyarakat yang komprehensif untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam pengolahan susu, kontrol mutu, pengemasan, pemasaran dan promosi, serta masalah regulasi. Tujuan utama program ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam pengolahan susu mnenjadi yogurt, pengemasan serta promosi. Pada tahun 2023 telah dilaksanakan program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di tahun pertama dengan tujuan introduksi IPTEK terkait metode pengolah susu segar menjadi yogurt. Sehingga pada tahun 2024 dilakukan PKM dengan tujuan introduksi IPTEK pengolahan susu segar menjadi yogurt dengan bahan tambahan berupa empon-empon seperti jahe, serta teknologi pengemasan dan promosi yang akan mendukung tingginya nilai jual produk.
Tahapan pelaksanaan PKM yakni: (1). Koordinasi dengan perangkat desa, serta mitra yakni Koperasi Margo Makmur Mandiri terkait rangkaian kegiatan PKM, (2). Penyiapan intrumen PKM seperti handout dan angket, (3). Percobaan pembuatan produk dan pengemasan, (4). Persiapan pelatihan (bahan dan alat), (5). Pelaksanaan pelatihan/ workshop, dan (6). Monitoring dan evaluasi kegiatan. Kegiatan pelatihan dilaksanakan tanggal 3 Agustus 2024 di Desa Brau, Batu dengan melibatkan sekitar 10 peserta dan didampingi perangkat desa setempat. Pendekatan yang digunakan dalam PKM ini adalah pendekatan partisipasif. Â Berdasarkan hasil yang diperoleh selama rangkaian program, diketahui bahwa antusiasme peserta dan perangkat desa sangat besar, yang nampak dari hasil pengisian kuisioner serta monitoring dan evaluasi. Dimana pada berbagai aspek yakni materi, pelaksanaan dan motivasi, mayoritas peserta memberikan nilai setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan telah memenuhi target. Kegiatan PKM ini diharapkan dapat menghasilkan luaran berupa produk olahan susu berbasis fermentasi khususnya yogurt dengan tambahan bahan herbal penunjang kesehatan, dengan pengemasan dan pelabelan yang tepat dan menarik sehingga dapat meningkatkan nilai jual produk melalui promosi yang sesuai. Koperasi Margo Makmur Mandiri sebagai mitra PKM memberikan kontribusi kepada perguruan tinggi dalam peningkatan IKU. Beberapa luaran yang akan dicapai pada PKM ini diantarnya adalah publikasi pada jurnal nasional, publikasi pada media cetak serta video yang diupload di platform digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H