Dulu kukira semua yang kupunya di masa itu, berharga hingga aku abaikan semuanya dan tak jarang aku beradu mulut dengan orang yang telah melahirkanku. Lalu badai itu mendatangiku, menghanyutkanku ibarat puing tak berharga. Terlunta tanpa tujuan, mengubahku menjadi moster yang menghantam apa pun disekitarnya. Semua hancur, semua kacau. Dan jujur, aku menangisi itu semua..
Yah kalian boleh tertawakan itu. Tapi kupercaya di dunia ini tak ada perbuatan yg sia-sia karna semua pasti mempunyai arti dan "tak apa kau menangis untuk hal yang sama, hal yang sepele, atau hal yang sama sekali kau tak mengerti. Itu sangat manusiawi"..
Ya, aku tahu itu sulit untuk dilupakan, orang-orang yg dulu pernah ada di dalam hidup kita. Namun, lebih sulit untuk digambarkan saat mereka telah tiada, tapi itu yang harus kita relakan. Ketika kita menyebut itu cinta tetapi matahari sudah terbenam di surga..
Kau memiliki permainan yang sangat baik tetapi kau tidak mampu menjawab "gambar terakhir"mu. Jadi kau berbicara tentang siapa yang kau lihat di atas atau apa yang kau bisa miliki tapi kau menangis untuk mengatakan itu. Dan semua sudah berakhir. Sekarang ini aku bisa melangkah bebas. Dan aku mendapatkan semua yg lebih berharga dari kata "berharga" di masa itu..
Dan aku tahu norak rasanya untuk menutup sebuah cerita dengan penuh bahagia jadi dengan terpaksa aku harus menutup catetan ini dengan penuh kebahagiaan :) *menyambut hangat orang-orang yg telah percaya padaku selama ini..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H