Mohon tunggu...
Amirudin wabula
Amirudin wabula Mohon Tunggu... Pengangguran -

Masa lalu adalah batu loncatan untuk di perbaharui di hari ini demi masa depan yang gemilang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru Harus Produktif

28 Maret 2016   14:05 Diperbarui: 28 Maret 2016   15:32 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="foto ini di ambil saat sosialisasi Ikatan Guru indonesia (IGI) di Kec. Kota Masohi Kab. Maluku Tengah dan merupakan dokumentasi pribadi"][/caption]Adanya krisis ekonomi sepertinya membawa dampak juga bagi sebagian guru. Hal ini ditunjukan dengan adanya berbagai aktifitas beberapa guru yang melakukannya diluar kegiatan belajar mengajar. Naiknya harga barang untuk keperluan sehari-hari sehingga guru mencari tambahan finansial. Tidak heran jika setiap hari ada saja guru kesekolah dengan jinjingan yang dibawah dari rumah. Bukan berupa tas, buku, alat peraga atau perangkat pembelajaran, melainkan jajanan yang akan dijajaki saat jam istirahat nanti. Banyak hal yang mengakibatkan seorang guru melakukan hal tersebut. Kebutuhan ekonomi keluarga merupakan faktor utama. Belum lagi kebutuhan jajan dan uang sekolah bagi anak. Setiap hari sepulang sekolah, ada guru yang mulai menuju ke pasar mencari bahan-bahan yang diproduksi menjadi barang yang bisa didagangkan buat anak-anak di sekolah. Hal ini yang disebut sebagai guru produktif.

Kebutuhan ekonomi yang semakin mendesak dengan gaji yang minim serta tunjangan hanya untuk kebutuhan tertentu, sehingga tidak mampuh menopang kebutuhan sehari-hari yang semakin meningkat. Kadang-kadang guru tersbut juga mengajar kurang konsentrasi karean memikirkan jajanan yang akan disipakan sebelum jam istirahat. Sudah pastinya siswa dikelas juga akan terganggu proses belajarnya.

Coba kita bayangkan bersama terkait guru produktif. Selain dapat dipakai sendiri barang –barang yang disulap tadi juga dapat dipasarkan dengan keuntungan yang tidak terlalu banyak. Bagaimana kalau guru tersebut memproduksi barang dagangan tadi diubah menjadi guru yang produktif dengan menciptakan berbagai media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa dikelas. Guru menciptakan perangkatan pembelajaran yang kreatif sehingga memotifasi siswa untuk lebih semangat belajar. Selain membuat perangkat, mungkin guru juga bisa membuat tulisan atau artikel yang dapat dimanfaatkan untuk usulan pangkat. Sampai kemana kemauan kita untuk menuntun diri kita sendiri menjadi guru yang produktif.

Bagi seorang guru dituntut untuk memiliki kompetensi pribadi yang handal dan mantap dalam tindak tanduknya sehari, baik secara dewasa, stabil, arif berwibawa dan menjadi teladan bagi muridnya. Seorang guru dapat dikatakan memiliki kemampuan kepribadian yang mantab dan stabil bila dapat menciptakan stabilitas kelas yang nyaman bagi siswa. Hal ini dapat dilakukan secara pribadi maupun melalui kelompok kecil guru yang ingin bekerja sama untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang produktif. Kepribadian seorang guru harus dibenahi sehingga dapat menjadi dambaan dan teladan bagi semua pihak. Kepribadian dapat dikembangkan menjadi lebih mantap asalkan yang bersangkutan menginginkan adanya perubahan ke arah yang lebih baik.

Hal yang penting adalah membangun kesadaran dan budaya bahwa guru adalah ujung tombak dalam usaha meningkatkan pendidikan yang didukung dengan kesejahteraan guru yang layak dan memadai. Oleh karena itu marilah bagi guru yang sudah lolos sertifikasi dan yang belum, kita kembangkan kepribadian yang produktif dengan lebih mantap, karena semua akan menjadi panutan bagi anak didik kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun