Mohon tunggu...
Mirna Basthami
Mirna Basthami Mohon Tunggu... Arsitek - Mirna Basthami

Arsitek lulusan Universitas Islam Indonesia dan Magister di bidang Urban Design lulusan Universiti Putra Malaysia dengan kajian utama Pedestrian Walkway for All. Tertarik pada bangunan tua,kota tua,sejarah kota,Kota Berkelanjutan, dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kyoto: Noji Castle

17 September 2017   09:09 Diperbarui: 17 September 2017   10:05 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seandainya matahari bisa  berputar lebih cepat. Seandainya hari tak sampai duapuluh empat jam. Ingin rasanya malam ini cepat berlalu. Ingin rasanya secepat kilat cahaya untuk menginjakkan kaki di salah satu kota terindah di dunia ini --- konon katanya.....salah satu destinasi impian di dunia.... Kyoto!

Kyoto dulu sempat menjadi ibukota negara Jepang sebelum dipindahkan ke Tokyo pada tahun 1869. Terkenal sebagai kota seribu kuil di Jepang. Suasana kota ini memang tidak sesibuk Tokyo. Ketika menyusuri kota ini, hanya ketenangan dan kedamaian yang dirasakan. Pusat perbelanjaan pun tidak sebesar, seramai dan sebanyak di kota lainnya. Terlihat masih banyak rumah-rumah yang berarsitektur tradisional yang terlihat di sepanjang jalan. Menyatu dan tetap bertahan di tengah kemoderenan kehidupan. Sungguh indah cara kota ini menghargai sejarah dan budayanya. 

Dari beberapa istana di kota ini, yang terkhusus salah satunya yaitu Nijo Castle yang dibangun oleh Shogun Tokugawa pada tahun 1603. Letak istana ini sangat strategis yaitu di tengah kota Kyoto. Dari pusat kota Kyoto, saya menaiki bis Kyoto Sightseeing yang berbayar 1200 Yen untuk satu hari cukup mengantarkan saya ke titik-titik tempat pariwisata di sini. Sangat efisien terhadap waktu. Kita hanya tinggal menunggu di halte yang telah mereka tentukan.

Pada masa dulu, shogun mempunyai pengaruh yang besar daripada kaisar. Dan istana ini merupakan istana yang pertama kali dibangun oleh shogun. Dari kejauhan, sudah terlihat bangunan sebuah istana.

Sumber foto: Dokumen pribadi
Sumber foto: Dokumen pribadi
Para turis tinggal melangkah tak begitu jauh dari halte bis ini berhenti. Terlihat tembok tinggi berwarna putih terluar dari istana ini menuju gerbang utamanya. Sungguh hanya kekaguman yang tersirat di dalam pikiran saya. Terlihat dari luar balok-balok yang sungguh sangat besar. Parit-parit yang dibuat mengelilingi istana. Konon sebagai sistem pertahanan zaman dulu.

Sumber foto: Dokumen pribadi
Sumber foto: Dokumen pribadi
Akhirnya tak terasa tiba di depan gerbang utama Noji Castle. Memasuki gerbang sebagai penanda eksplorasi untuk istana ini telah di depan mata. Begitu mendekati Noji Castle yang dirasakan hanya keheningan. Entah energi apa yang membuat seperti tak ada suara pun di area ini. Atau mungkin para turis hanya sibuk mengagumi arsitektur istana yang indah ini dalam keheningan. 

Sumber foto: Dokumen pribadi
Sumber foto: Dokumen pribadi
Tak sabar kaki-kaki segera melangkah menuju bangunan utama. Para turis dipersilahkan masuk dengan melepas sepatu dan berganti sandal yang telah disediakan. Terlihat dalam bangunan ini material berupa kayu, kertas dan tatami. Kesederhanaan, kepolosan, kelurusan, dan ketenangan batin. Orang Jepang membangun dengan bahan-bahan yang sangat ringan seperti kayu, bambu, kertas, sutera dan jerami. Seperti ruangan yang tidak dibatasi oleh apapun-terlihat dari sudut manapun. Dinding Noji Castle ini hampir tidak mempunyai materi, adapun materi yang menutupinya hanya berupa kertas tipis saja. Lantai-lantai yang jika diinjak mengeluarkan suara berdecit-decit. Materi yang mengeluarkan suara yang seperti dibiarkan keluar seperti apa adanya. 

Sumber foto: Dokumen pribadi
Sumber foto: Dokumen pribadi
Selain bangunan istana ini sendiri, keindahan keberadaan istana ini ditunjang juga dengan keberadaan taman-taman yang indah yang susah untuk dikatakan. Seperti taman di surga, mungkin. Sunyi, senyap dan dirasakan penuh kedamaian. Pohon-pohon yang besar dan desain taman ini sendiri sungguh seperti sebuah lukisan. Lukisan yang nyata. Jika dilihat dari sudut kita berdiri dan memutarkan mata ke seluas mata memandang, indah tak terkatakan.

Taman di Noji Castle. Sumber foto: Dokumen pribadi
Taman di Noji Castle. Sumber foto: Dokumen pribadi
Salah satu Sculpture di taman Noji Castle. Sumber foto: Dokumen pribadi
Salah satu Sculpture di taman Noji Castle. Sumber foto: Dokumen pribadi
Jika kaki-kaki dirasakan terlalu lelah setelah menelusuri istana ini, singgahlah untuk menikmati cafe kecil yang ada di sudut sebelah kiri. Buka saja pintunya.Karena dari luar memang tidak terlalu kelihatan bahwa itu sebuah cafe. Keheningan di dalamnya juga sama seperti di luar. Yaitu hening. Tak ada suara. Hanya suara manusia perlahan. Walau terdapat beberapa orang di dalam sini. Sang turis yang sibuk menikmati beberapa sajian makanan dan minuman. Jangan lupa untuk membeli es krim berlapis kertas emas.

Keindahan, kenikmatan suasana, efisiensi kegunaan dan keheningan yang kita dapatkan ketika berkunjung ke sini adalah ciri khas Arsitektur Jepang. Ada gambaran jiwa orang Jepang di dalam berarsitektur. Dan Noji Castle salah satu gambaran asli arsitektur Jepang, seperti tidak ada keegoan dalam jiwa bangunannya. Seperti menyatu dengan alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun