dokumen pribadi
Saya mengikuti acara nobar film Alif Lam Mim yang diadakan oleh Komunitas Pecinta Film Islam (KOPFI). Bertempat di gedung Indosat, Pandanaran, Semarang. Pada tanggal 30 April 2016. Film ini pernah tayang di bioskop Indonesia pada bulan Agustus 2015. Pernah ditayangkan di salah satu stasiun tv nasional dan itu pun harus melalui sensor. Nah, nobar kali ini tidak ada yang disensor, ditampilkan secara penuh. Saya pernah membaca kabar bahwa film ini tidak lama bertengger di bioskop karena ada beberapa pihak yang tidak menyukai kehadiran film ini. Entah apa sebabnya, saya tidak tahu. Saya juga tidak bisa memastikan kabar tersebut.
Film yang diproduseri oleh Arie Untung ini tidak hanya ada adegan action saja. Romance, thriller juga turut melengkapi cerita. Karena terdapat adegan yang membuat saya baper (bawa perasaan) yaitu ketika istri Lam dengan bijaknya memberi saran kepada suaminya agar mengambil keputusan tidak menuruti perintah atasannya. Walaupun dengan resiko dipecat dari pekerjaannya. Sungguh bijak sekali istrinya. Saya jadi terharu. Hehe.
Lanjut ke adegan selanjutnya. Diceritakan pada tahun 2036 di kota Jakarta, pada saat itu teknologi sudah semakin canggih. Akan tetapi terjadi pengeboman dimana-mana. Warga merasa resah dengan keadaan sekitar sehingga menjadi tidak aman. Hal yang menjadi pusat perhatian adalah kelompok agama khususnya agama islam yang diduga menjadi tersangka pelaku pengeboman. Katanya liberalis, menerima semua perbedaan tetapi tidak semuanya dapat diterima. Orang beragama khususnya orang islam jika memakai gamis dianggap fanatik dan ekstrimis.
Hal yang dapat saya tangkap dalam film ini adalah ingin mengungkapkan fenomena yang terjadi di Indonesia. Konfliknya sudah diceritakan dari awal film bahwa ada beberapa orang yang ingin membuat keributan dan menyingkirkan orang agar keinginannya tercapai. Jika di film ini ada Kapten Mason yang berambisi untuk menciptakan kedamaian dunia dengan cara menyingkirkan orang islam. Karena orang islam memiliki tujuan yang berlawanan sehingga menjadikannya musuh yang harus disingkirkan. Padahal baru terduga sudah dikecam dan dipenjara. Padahal statusnya tersangka bukan terdakwa. Beda loh ya tersangka dan terdakwa. Silahkan cari sendiri. hehehe.
Saya jadi teringat hadits tentang peristiwa akhir zaman. Dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Akan datang tahun-tahun penuh dengan kedustaan yang menimpa manusia, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan Ruwaibidlah turut bicara.” Lalu beliau ditanya, “Apakah Ruwaibidlah itu?” beliau menjawab: “Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum.” (Sunan Ibnu Majah).
Apakah segitu bencinya dengan agama Islam? Padahal kalau saya boleh ambil kutipan dari film Bulan Terbelah di Langit Amerika? Apakah dunia lebih baik tanpa islam? Jawabannya ya ENGGAK! Yang udah nonton pasti paham. Kalau belum nonton, silahkan cari tau sendiri. wqwq. Peace... ^o^)v
“Will the world be better without islam?”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H