Halo selamat datang di tulisan saya. Jika Anda membaca tulisan ini berarti Anda sedang menuju pintu keluar masalah. Tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi saya selama menjadi penulis.Â
Tulisan ini terinspirasi dari seorang penulis juga. Lalu saya praktekkan teorinya. Alhamdulillah berhasil. Semoga bisa berhasil juga untuk Anda ya. Aamiin.Â
Writers block atau buntu/mentok dalam menulis, seringkali banyak dijumpai oleh para penulis. Apakah Anda pernah mengalaminya?
Apa itu writers block (blok menulis) ?
Cari dari sumber lain. Writers block adalah sebuah kondisi di mana kita mengalami kebuntuan dalam menulis dan kita tidak tahu lagi apa yang harus kita tuliskan karena kita merasa bahwa ide di kepala sudah habis.
Saya suka menulis apa saja yang terlintas di pikiran. Sebelum masuk ke tulisan yang sesungguhnya, yang sedang dirangkai. Misalnya tentang keadaan di sekitar saat itu. Bisa juga tentang perasaan.Â
Ternyata setelah dijalani dengan serius dan berlangsung lama. Saya menyadari bahwa menulis dengan metode ini banyak manfaatnya loh. Saya namakan bercuap dalam tulisan.Â
Sesuai judul di artikel ini. Berikut manfaat dari bercuap dalam menulis. Check this out!
- Meruntuhkan writer block. Sesuai dengan judul tulisan ini ya.
- Menjadi punya banyak ide lain. Namun ini juga bisa sebagai kelemahan karena malah fokus ke tulisan lain. Sedangkan tulisan yang sebenarnya sedang dibuat justru terbengkalai. Semoga Anda tidak seperti itu ya
- Media untuk curhat. Tulis saja semua perasaan Anda. Unek-unek. Keadaan sekitar. Berita yang sedang viral. Dzikir atau lagu yang terngiang-ngiang di pikiran. Every thing lah. Meskipun nanti jadi mirip seperti diary, toh nanti akan dihapus. Hanya penulis, malaikat dan Allah yang tau. Jika ingin menulis ya tulis saja. Jangan menunda-nunda sampai punya banyak ide. Apa yang terlintas dipikiran tulis aja. Bagus atau jelek bodoh amat lah. Edit belakangan.
- Bisa menemukan insight baru. Terus saja menulis keresahan. Atau tulisan apa sih yang mau dibuat. Resah. Galau. Bingung. Tulis aja. Apa aja. Akan tetapi, keresahan kegalauan ini yang berhubungan dengan esensi tulisan. Misalnya tentang 'cara agar tidak lemas saat puasa'. Tapi Anda bingung bagaimana caranya ya? Nah itu sudah termasuk bercuap dalam tulisan. Dengan menulis keresahan, secara otomatis Anda akan menemukan jalan keluarnya. Mencari ide baru dengan membaca, mengobrol, atau Anda membutuhkan jeda waktu. Mengendapkan sebentar tulisan Anda.
- Sebagai pencatat jadwal tugas. Menurut Mohammed Faris dalam bukunya Muslim Produktif. Mencatat tugas apapun yang ada dipikiran bisa membantu memastikan tidak melewatkan apa pun yang penting. Saya tau bahwa Anda sedang menulis naskah buku/artikel/ cerpen, dll. Namun, menulis yang terlintas di pikiran bisa membantu Anda memecahkan solusi kebuntuan. Tulis saja semuanya. Edit belakangan. Jika misalnya sudah mencapai 1 halaman, Anda bisa mengeditnya. Memindahkan tulisan tentang jadwal tugas ke catatan lain.
Apapun metode yang Anda miliki dalam menulis. Jangan lupa tujuan awalnya ya. Tetap jaga fokus Anda. Setiap penulis mempunyai pendapat berbeda perihal tujuan menulis. Akan tetapi, saya berharap semoga Anda memiliki tujuan mulia. Dalam bidang apapun. Tidak menyebarkan ujaran kebencian dan isu negatif lainnya. Semoga semua penulis bisa bijak dalam tulisannya. Tulisan tidak hanya menjadi bacaan dunia saja. Tapi bisa menghadirkan pahala di akhirat. Aamiin.
Menulis lah karena Anda ingin menulis. Tidak perlu banyak alasanÂ
Semoga bermanfaat.