Mohon tunggu...
Meirna Fatkhawati
Meirna Fatkhawati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyukai dunia menulis || "sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lain" || Salam Literasi || silahkan berkunjung www.mirnaaf.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Membeli Barang Berdasarkan Keinginan, Pentingkah?

18 Januari 2019   19:02 Diperbarui: 18 Januari 2019   19:02 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: kathleenhalme.com

Bagaimana kabar keuangan Anda di pertengahan bulan ini? Masih aman kah? Jika iya berarti masih senang dong ya membeli barang ini itu apalagi saat diskon. Atau Anda termasuk tipe yang sebelum gajian sudah merencanakan pembelian? Wah berarti bagus sekali. Anda orang yang sangat terencana.

Mengikuti trend dalam hal ini yang dimaksud adalah fashion. Bisa baju, tas, sepatu, jilbab, dan aksesoris lainnya. Sepertinya mengikuti trend merupakan hal wajib untuk anak muda yang ingin eksis, ingin terlihat cantik, keren, ganteng, gaul, kekinian dan update. 

Mereka rela mengeluarkan banyak uang demi mendapatkan label tersebut. Ikhlas banget tanpa ada paksaan. Akan tetapi kalau untuk infaq mengeluarkan nya sedikit. Haha. (*mari sama-sama instrospeksi).

Mungkin awal penyebabnya karena saya sering buka akun online shop di instagram. Memang racun. Barangnya terlihat bagus dari segi kualitas. Pengambilan produknya juga bagus. 

Diatur sedemikian rupa cahaya, kontrasnya, latar belakang foto, juga caption nya. Keren banget lah. Selain posting di feed nya, juga update instastory. Tergoda lah saya dengan foto-fotonya, endorsment nya pun menggunakan jasa artis.  

Lalu pada suatu hari di tranportasi umum. Saya bertemu dengan muslimah pakai barang yang sering ku lihat di instagram. Persepsi saya setelah melihatnya, wah dia pakai barang itu jadi tambah kece, gaul dan modis. 

Kemudian, lahirlah kegalauan. Beli nggak ya? Padahal barang lama masih bisa dipakai. Masih bagus. Jadi antara barang lama dan barang yang ingin dibeli fungsinya sama. Hanya beda model saja. 

Tak sampai segitunya kan dampaknya? Meskipun harganya tak terlalu mahal. Akan tetapi belinya pakai uang loh. Karena saya sudah kerja jadi bisa menghargai uang. Pakailah uang se-efisien mungkin. Membeli berdasarkan kebutuhan. Ya, harusnya sih gitu. Tapi kenyataannya beberapa orang masih kesulitan menggunakan uangnya antara kebutuhan dan keinginan. Ini akan beda cerita kalau dia rich woman ya. hahaha.

Jika ingin diselesaikan dengan sudut pandang Kuadran Skala Prioritas dari Steven Covey, mungkin bisa. Membeli suatu produk berdasarkan keinginan. Misalnya adalah sepatu dengan model terbaru yang kekinian. 

Meskipun sudah punya sepatu yang masih layak sekali. Maka, hal ini bisa ditempatkan pada skala kuadran III. Yaitu hal yang PENTING dan TIDAK MENDESAK. Membeli barang tersebut PENTING karena keinginan menjadi modis, stylish, keren, dan cantik. TIDAK MENDESAK karena jika barang tersebut tidak dibeli pun tidak mengapa,  tidak segera dibeli pun tak masalah. Ya bilang saja begitu ya.

Menurut saya, solusi dari Skala Kuadran III adalah bisa membeli barang tersebut dengan cara dibelikan orang lain. iya duitnya dari orang lain juga. Dapat hadiah giveaway ataupun kuis. Ataupun bonus dari tempat kerja. Aamiin.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun