Masih awal tahun memasuki bulan ke empat , ingat dengan "to do list" saat dibuat akhir tahun? Atau masih galau merasa tahun ini gitu-gitu aja dan gak ada perubahan. Secepat mungkin harus bangun dan menyadari bahwa dunia banyak sekali dikelilingi orang-orang yang lari kencang untuk mencapai kesuksesan. Kalau masih jalan, bahkan jalan di tempat lebih parah lagi kalau belum siuman yuk coba hal-hal baru atau tingkatkan kemampuan kamu. Miris loh melihat Indonesia kekurangan sumber daya manusia, yang artinya harus ada campur tangan kamu untuk mengaktualisasi diri.
Saat SMA sempat galau dengan pelajaran akhirnya dengan sesama anggota OSIS, kami membuat PENSI dan Alhamdulillah sukses. Begitu juga saat kuliah dan lulus kuliah, walaupun bukan dari latar belakang advertising, event orginizer, marketing, PR, maupun humas nekat aja untuk menyelenggarakan sebuah acara yang pada saat itu fokus untuk acara kesenian.
Dengan modal 0, mulai mengumpulkan massa dan membuat proposal alakadarnya untuk diajukan ke brand atau donatur. Berhasil gak?? Jelas gagal sih, karena masih belum memahami seluk beluk yang harus dilakukan dalam menggaet Sponsorhip. Tapi karena kenekatan tadi, banyak trail eror yang dimanfaatkan untuk belajar dan satu demi satu mendapatkan sponsor bahkan keuntungan saat menyelenggarakan event.
Mulai dari gemetaran masuk gedung yang berlantai 50an sampai menunduk malu saat mendatangi brand, tapi balik lagi kegagalan dimanfaatkan untuk belajar yang menguatkan mental maju terus pantang gagal, hahaha. Lanjut beberapa tips yang dilakukan untuk menggaet sponsor yang tepat :
1. Kenali Event
Sebagai panitia atau penggerak dalam event harus tahu visi, misi serta kelebihan event yang akan digarap. Target massa juga memiliki peranan penting dalam menggaet sponsor, karena jelas brand menginginkan sebuah acara yang ramai, tertib, meriah menghadirkan orang-orang yang target kelasnya sesuai. Jadi pelajari betul mengenai acara yang dibuat, gali seunik mungkin dengan membaca  berbagai referensi acara dan tentukan daya jual juga kekuatan magnetik dalam acara yang akan diselenggarakan.
2. Proposal Kerjasama
Untuk memulai membuat proposal ada yang tertarik ketika proposal dibuat dengan desain sedemikian rupa atau simpel dan sederhana. Sekarang sih lebih ke sederhana dengan besutan deskripsi acara yang menguntungkan pihak perusahaan atau tidak. Sebaiknya buat diawal dekripsi acara jangan terlalu basa-basi atau rayuan gombal, to the poin inti acara, lokasi, dan kapan diadakannya acara. Baru bagian lengkapnya proses kerjasama dengan perusahaan dibuat sedetail mungkin bagaimama keuntungan perusahaan yang akan diterima bila kerjasama dengan event tersebut.
Terapkan di proposal dan pada saat menemui perusahaan kita mengajak kerjasama sebagai partner buka untuk meminta sumbangan. Jadi ubah mindsetnya agar perusahaan juga makin sayang dengan event yang diselenggarakan. Artinya saat melakukan kerja sama secara terbuka langsung bicaranya benefit yang akan didapatkan oleh perusahaan dan hubungkan konsep perusahaan dengan konsep acara yang dibuat agar sesuai target.
Membuat proposal kini menjadi lebih mudah bisa gunakan hard dan softcopy, sebaiknya keduanya agar perusahaan lebih mudah dalam melakukan pengecekan. Jangan lupa dibuat aturan kerja sama bagaimana tata cara ketika pihak perusahaan sudah tertarik ingin berpartisipasi dalam event yang dibuat. Jika masih berfikir lebih kreatif lagi dan memang ada budget bisa buat proposal yang bisa dimanfaatkan mungkin dalam bentuk kalender, kalau memang belum berjodoh minimal perusahaan bisa menggunakan proposal di meja kerja dan tidak berakhir di pembuangan akhir huhuhu.
Walaupun kirim melalui email dan lampiran juga harus dipertimbangkan jangan sesekali mengirim ke beberapa perusahaan sekaligus, perhatikan ejaan dan saat mengutarakan di badan email.lebih to the point mengenai acara yang diselenggarakan. Buat perusahaan istimewa dan harus menampilkan profesionalisme bahwa benar serius ingin melakukan kerja sama dengan perusahaan tersebut.