air adalah alat bersuci paling utama dibandingkan dengan pasir apalagi tisu. Maka wajar jika umat islam sangat bergantung kepada air bersih, sebagai sumber kehidupan dan sarana ibadah.Â
Berangkat dr sana dan fakta bahwa air bersih semakin sulit didapat, umat islam khususnya di indonesia, harusnya bersyukur dengan banyaknya limpahan air bersih. Bersyukur paling mudah bisa di dapat dengan berhemat air bersih terutama pada saat bersuci. Berhmat di dalan bersuci, khususnya wudhu adalah petunjuk langsung dari Rasulullah saw. Berikut haditsnya
Kadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu dengan satu mud, kadang pula dengan sepertiganya, atau kadang lebih dari itu. [Satu mud = ukuran dua telapak tangan penuh]
(3) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang sangat hemat ketika menggunakan air saat berwudhu. Beliau pun mewanti-wanti umatnya –dalam hadits yang sifatnya umum- agar jangan sampai boros. Beliau pun mengabari bahwa di antara umatnya ada yang berlebih-lebihan dalam thoharoh (bersuci). (HR. Ahmad)
Sumber : rumaysho.com, sifat wudu Nabi
Beberapa mesjid yang saya temui, sudah memberikan himbauan untuk berhemat dalam menggunakan air ketika berwudhu. Dua diantara beberapa masjid tersebut adalah mesjid Universitas Indonesia depok dan Mesjid Salman ITB. Cara paling simpel dalam menghemat air ketika berwudhu adalah dengan membuka keran wudhu hanya setengahnya saja. Hal tsb dapat menghemat air yang terbuang ketika tidak digunakan untuk membasuh anggota wudhu. Namun sayangnya, masih banyak mesjid-mesjid yang tidak menekankan program penghematan air bersih kepada para jamaahnya. Belum lagi kejadian bocornya keran mesjid atau pemborosan air ketika jamaah tidak menutup keran setelah berwudu. Ini sering saya lihat di mesjid-mesjid besar pada saat jumat. Contohnya di mesjid pemda Bekasi, di mesjid rest area km 14 tol jakarta tangerang, bahkan di mesjid istiqlal pun saya pernah menemukan hal yang sama.Â
Pemborosan ini merupakan salah satu bentuk tidak bersyukurnya umat islam atas nikmat air bersih. Jika kita konversikan jumlah air bersih yang terbuang ke dalam rupiah, akan terlihat berapa banyak rupiah yang terbuang melalui pemborosan ini
Sebagai contoh :Â
Kap mesjid istiqlal adalah 200.000 orang pada salat jumat. Asumsikan untuk berwudu pada hari jumat membutuhkan 1,5-2 liter per orang dan yang terbuang pada saat berwudu adalah 0,5-1 liter per orang. Jika berpatokan pada hitungan tersebut, Maka setiap jumatan akan terbuang 100-200 m3 air bersih. Saat ini, tarif air bersih untuk mesjid di jakarta adalah Rp. 1050 per m3. Dengan demikian, berdasarkan hitung-hitungan saya, maka setiap jumatan, akan terbuang sekitar Rp. 105.000 – 210.000 per m3 nya. Belum dikali 4 kali jumatan perbulan dan pertahunnya.Â
Jumlah ini memang terlihat kecil, namun bila dikalikan dengan jumlah umat islam yang ada di indonesia, khususnya di jakarta, pemborosan air bersih menjadi hal yang penting untuk disadari dan dihindari. Terlebih seperti di bagian awal tulisan saya, umat islam sangat bergantung terhadap keberadaan air bersih.Â
Catatan : Hitung-hitungan tsb masih kasar dan belum akurat. Namun mudah2an menggambarkan kondisi yg sebenarnya.Â
Dengan semakin sulitnya air bersih, dan bertambahnya penduduk, tentunya kesadaran umat islam dalam menghemat air bersih merupakan sebuah keharusan. Tidak hanya dr pribadi muslim sendiri, namun setiap mesjid sebaiknya menekankan penghematan air bersih kepada jemaahnya. Selain sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat dr Allah swt, juga sebagai upaya untuk mewariskan lingkungan yang lebih baik bg generasi berikutnya.Â
Karena setelah tanah, air merupakan sumber daya alam yang semakin mahal harganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H