Mohon tunggu...
Mir'atunnisa Anis
Mir'atunnisa Anis Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Believe in your self & You Can do!!\r\n----------------------------------------------\r\nStudent Of PBA UIN MALIKI MALANG (13150002)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengapa Aku Begini

24 Mei 2015   20:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:39 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi yang cerah, waktu menunjukan pukul 06.30. Randi masih belum beranjak dari tempat tidur untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah. Tiba-tiba ibu Randi datang, dan kaget melihat anaknya masih tertidur pulas di atas kasur dan berselimutkan selimut tebal. Dengan sangat cepat ibu randi membangunkannya dan menyuruhnya untuk mandi dan bersiap-siap ke sekolah.
Randi, anak berusia 11 tahun ini memang sulit untuk di atur, berbeda dengan adik laki-lakinya yang sangat penurut dan rajin. Semua aturan yang dibuat oleh orang tua tak pernah ia patuhi, ia hanya bisa bergelut dengan mainan-mainan dan hobbi mencoret-coret kertas.
Suatu hari, orang tua Randi memutuskan untuk menyekolahkannya di sekolah yang jauh dari rumah, dan dia akan di tinggalkan di asrma, mungkin dengan aturan dan kegiatan di asrama yang begitu padat dia akan sedikit berubah.
Di sekolah barunya, Randi sangat senang dan menikmati hari-harinya, walau terkadang rindu terhadap ibu dan ayah serta adiknya sangat keras ia tetap tekun menjalani kegiatan di sekolah dan asrama. Di sekolah, Randi tetap terlihat aneh di mata teman-teman sebayanya, tak ada yang tahu mengapa dia seperti itu. Namun ada seorang guru yang benar-benar mengerti apa yang terjadi dengan Randi. Ternyata ada sesuatu dibalik keanehan yang terlihat selama ini di mata teman-temannya. Ketika terdeteksi, ternyata Randi menderita penyakit diseleksia. penyakit ini adalah gangguan dari susunan saraf pusat sehingga menyebabkan penderita sulit untuk membaca. Diseleksia juga ditemukan bersama gangguan lainnya, yaitu gangguan pemusatan atau perhatian , gangguan berbahasa, gangguan mengucapkan kata dengan benar atau alergi terhadap makanan dan minuman tertentu. Karena gangguan ini belum dikenali secara luas oleh orang – orang disekitar Randi, sehingga ia dibilang malas dan tidak pandai.
Kemudian salah seorang guru yang mengetahui penyakit Randi mencoba melakukan pendekatan dengannya dengan baik. Penyakit diseleksia bisa disembuhkan melalui terapi binaural beats dyslexia merupakan sebuah terapi yang sudah teruji untuk membantu meminimalisir serta menyembuhkan dari gangguan diseleksia. Terapi ini berbentuk audio dan dicetak dalam bentuk CD, dengan tujuan agar mudah untuk mendapatkan dan menggunakannya. Terapi ini sangat membantu untuk masuk ke pikiran bawah sadar untuk memprogram otak dan menghilangkan diseleksia dari kehidupan.
Setelah Guru tersebut mepraktekan terapi tersebut kepada Randi, semakin hari gangguan tersebut semakin berkurang, kini dia lebih cerdas dan kreatif bahkan melebihi teman-temannya.
Kemudian Orang tua Randi pun tahu sebab dari perilaku Randi. Ayah Randi sangat menyesal karena berlaku keras terhadap anaknya selama ini. Kini Randi telah sembuh dan hidup bahagia bersama keluarga dan teman-temannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun