Mohon tunggu...
Mira Utami Ningsih
Mira Utami Ningsih Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa yang sebentar lagi lulus, dan harus cari kerja... Atau membuat pekerjaan...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hari Ini Indah

3 Februari 2012   03:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:07 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Anak lelaki itu duduk diseberang sebuah gedung tinggi, ia menaruh topi dengan posisi tengadah di dekat kakinya sambil membawa sebuah kertas karton bertuliskan “saya buta, tolonglah.” Ya, dia memang buta dan berharap orang-orang akan memberinya uang. Beberapa orang yang lewat melempatkan uang receh ke dalam topi anak itu. Ia berhasil mengumpulkan beberapa uang receh sampai seorang pemuda lewat di depannya. Pemuda itu merogoh beberapa uang receh dari sakunya, dan menuangkannya ke dalam topi. Ia lalu mengambil kertas karton yang mengabarkan bahwa anak itu buta. Ia menatap kertas karton itu beberapa saat lalu membaliknya, menuliskan sesuatu diatasnya dan mengembalikannya pada si anak lelaki buta agar orang-orang yang lewat dapat melihat apa yang ia tuliskan.

Tidak berapa lama setelah orang-orang membaca tulisan pemuda itu, si anak lelaki buta mendapati begitu banyak uang receh di topinya. Ada lebih banyak orang yang mau memberinya uang setelah melihat tulisan si pemuda. Menjelang sore, pemuda tadi kembali menemui anak lelaki buta itu untuk melihat bagaimana kata-kata yang ia tuliskan bekerja. Si anak lelaki buta mengenali langkah kakinya dan bertanya “Apakah kau pemuda yang tadi menuliskan sesuatu di kertas kartonku tadi pagi? Sebenarnya apa yang kau tulis?” Pemuda itu menjawab “Saya cuma menulis kebenaran. Saya katakan seperti apa yang kamu katakan tapi dengan cara yang berbeda. Apa yang aku katakan sebenarnya adalah “hari ini sangat indah, dan aku tidak dapat melihatnya.”
Pemuda itu lalu membungkuk dan berkata pelan pada anak lelaki buta “bukankah kalimat pertama dan kedua mengabarkan hal yang sama, bahwa kamu buta? tapi kalimat pertama cuma mengatakan kalau kamu buta, sedangkan kalimat kedua menyampaikan pada orang-orang bahwa mereka begitu beruntung karena mereka tidak buta dan dapat melihat keindahan hari ini.” Anak lelaki buta itu tersenyum dan berucap “tentu saja itu membuat kalimatmu menjadi lebih disukai.” Lalu si Pemuda menjawab “maka tidak ada yang sia-sia atas keberadaanmu jika bisa mengingatkan mereka untuk bersyukur."

“It is He, Who has created for you (the sense of) hearing (ears), sight (eyes) and heart (understanding). Little thanks you give.” (Surah Al Mu’minun: 78)”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun