[caption id="attachment_153297" align="alignleft" width="346" caption="Membantu memberikan No. Antrian Pasien baru / lama"][/caption] Ini oleh-oleh saya ketika kontrol terakhir kaki saya di RSUD. Biasanya saya tidak pernah memperhatikan beliau. Namanya Anisa, saya lupa nama panjangnya. Dia bekerja sebagai satpam wanita di Rumah sakit daerah di tempat saya. Dibenak saya, satpam itu harus galak, biar pencuri atau penjahat takut. Tapi ini TIDAK, dia ramah dan baik hati. Sehingga membuat kami para pasien senang dan tidak takut untuk bertanya. Selama ini satpam yang kita kenal adalah satpam lelaki. Tetapi jaman sudah berubah, sekarang banyak wanita yang berprofesi sebagai satpam atau penjaga keamanan. Profesi satpam wanita banyak kita jumpai di Mall, Rumah Sakit, Gedung-gedung yang mengharuskan para pengunjung di periksa. Sehingga, kami yang wanita nyaman untuk digeledah atau di periksa. Menurut Wikipedia, Satuan Pengamanan atau sering juga disingkat Satpam adalah satuan kelompok petugas yang dibentuk oleh instansi/proyek/badan usaha untuk melakukan keamanan fisik (physical security) dalam rangka penyelenggaraan keamanan swakarsa di lingkungan kerjanya. Yang saya liat, profesi satpam wanita di RSUD sangatlah penting, walaupun ada bagian informasi yang bisa kita tanya, tetapi, yang saya liat mba Nisa ini sangatlah berbeda, dia hapal semua aturan atau syarat-syarat dari Jamsostek, Askes, Jamkesmas, Jampersal, dll. Harus di fotocopy berapa kali, agar kita tidak salah dan data-data lengkap diloket pendaftaran. Saya ingat, pertama kali saya datang di RSUD dan mengambil nomor urut untuk antri pendaftaran, Mba Nisa mengingatkan saya untuk mengopy surat rujukan dan kartu jamsostek sebanyak 6 kali, agar tidak menemukan kesulitan di bagian pendaftaran. Beliau juga hapal mana yang di cover jamsostek mana yang tidak. Contohnya pasien disebelah saya, dia hamil, saat ini dia peserta jamsostek. Mba anisa menyarankan jika ingin menggunakan jamsostek, jangan langsung ke RS untuk melahirkan cecar/normal nanti tidak diganti oleh jamsostek. Lebih baik ke Bidan saja, jika bidan menyarankan untuk di cecar, maka dengan surat rujukan cecar dari klinik yang mengcover kita, maka biaya cecar gratis. Jika kita melahirkan di bidan, maka kwitansinya akan di ganti oleh jamsostek. [caption id="attachment_153301" align="alignright" width="300" caption="membantu menyusun perlengkapan jamkesmas "]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H