Mata begitu kecewa.
Matari jelang hilang
jalan macet,
udara sibuk mengudar
sesak.
Sendat-sendat berjalan
lenguh dimakan hari
tanpa jeda lagi.
Air mata buat istirahat
sakit hati buat sendiri
alih-alih lauk nasi.
Betul terbayang
Balik-balik jendela kendara
menyorot tajam
jauh lagi memberi.
Nurani hilang di saku
menggelinding dengan receh
ke kubangan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!