Mohon tunggu...
Cerpen

Antara Aku, Ibu, dan Es Krim

31 Mei 2016   10:03 Diperbarui: 31 Mei 2016   10:33 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Laki-laki itu sudah mengalami masa-masa kelamnya. Dunianya sudah sangat berubah sejak kecil dan benar-benar mengalami waktu sulit. Ia dilahirkan dengan kekurangan yang membuatnya tidak dapat menggunakan tangan kirinya. Berbeda dengan sekarang yang telah sukses menaklukan dunia hanya dengan sebuah bisnis es krim. Dahulu, tidak ada temannya yang mau bermain dengannya, karena Farhan tidak mempunyai tangan kiri.

Ketika usianya baru menginjak dua tahun, satu keluarga mengalami kecelakaan dan tangan Farhan pada waktu itu terjepit dalam mesin bis yang jatuh ke jurang. Nyawanya selamat, namun tangan kirinya lah yang menjadi korban kecelakaan bis tersebut, karena rasanya tidak mungkin untuk menyelamatkan semuanya sedangkan ketika terjepit tangan kirinya sangat sulit untuk di jangkau. Sehingga pilihan terakhir yang harus diambilnya adalah mengamputasi dari siku hingga jari-jari mungilnya.

Orang tua Farhan termasuk orang yang terpandang di kala itu, karena merupakan salah satu pejabat pemerintahan. Ayahnya adalah wakil ketua hakim di Indonesia, sedangkan ibunya merupakan anggota Dewan Perwakilan Daerah di daerahnya. Itu hanyalah salah satu gambaran masa kecilnya. Sayangnya, kenyataan yang terjadi bukan selalu bahagia. Roda itu berputar, air itu mrengalir, kuku itu terus tumbuh meskipun perlahan-lahan. Ada waktu di mana masa sulit itu menghampiri seseorang, dan yang berada di atas sewaktu-waktu atau bahkan pernah mengalami masa di bawah. Ya.. itulah kehidupan yang berliku-liku.

Ayah Farhan yang pada waktu itu hakim, di duga terkait kasus korupsi yang membuatnya harus di tahan. Farhan ketika itu memasuki usia empat tahun atau telah menginjak Taman Kanak-kanak. Karena kasus itu, Farhan dan sang ibu yang sudah tidak lagi menjabat di pemerintahan sangat tertekan. Pembicaraan dan pemberitaan tiada henti menyoroti kehidupan mereka. Farhan yang bersekolah di salah satu TK terkenal, seketika menghilang dari peradaban. Keluarga itu terlilit banyak hutang dan harus mengorbankan rumah mewah yang telah ditinggalinya bertahun-tahun. Bahkan, agar tidak mempermalukan keluarganya ia harus bersembunyi dibalik tembok besar. Sang istri tidak berani mengunjungi suaminya di rumah tahanan yang dikelilingi para wartawan. Akhirnya, ibu dan satu anak itu tinggal di bawah jembatan untuk beberapa waktu yang lama.

Tiga tahun berlalu. Terdengar kabar bahwa ayah dari Farhan bunuh diri dengan meminum obat pembasmi serangga. Mereka yang saat itu tinggal di pemukiman terpencil langsung menuju rumah tahanan. Masa-masa sulit masih berlangsung, ibu Farhan juga bekerja keras untuk menghidupi anaknya. Farhan dari kecil menyukai es krim. Jika ia melihat ada orang yang berjualan es krim, maka ia akan merengek ke sang ibu untuk membelinya. Belum berhenti sampai situ, ibu bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan Farhan sengaja di sekolahkan di Sekolah Dasar Negeri untuk meringankan biaya hidupnya.

Farhan sangat menyayangi ibunya, ia tidak peduli dengan semua orang yang mengejeknya. Menurut dirinya, selama ia tidak bersalah dan masih bisa bermanfaat bagi orang lain dijadikan kunci suksesnya hidup. Dari SD hingga SMA Farhan terkenal sebagai laki-lakiyang cerdas karena selalu masuk dalam ranking tiga besar, selain itu Farhan sangat menguasai teori-teori yang membuatnya sering menjuarai lomba debat. Ibu tentu sangat bangga dengan Farhan, segala upaya untuk sukses selalu dilakukan oleh Farhan beserta ibunya. Ibunya juga belum lama ini sedang mendaftar di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa.

Inl adalah baru setengah perjuangan hidupnya. Di sekolah maupun di rumah ia juga membantu ibunya berjualan es krim, es krim yang dijualnya selalu laku di kalangan manapun. Ide yang dirintis nya juga bagian dari ide Farhan. Tangan boleh jadi hanya ada satu, jikalau semangat yang ia miliki beribu-ribu, maka memiliki satu tangan pun akan terasa memiliki seribu tangan sekaligus. Ibu nya adalah bukti nyata bahwa kerja keras yang dilakukan selama ini akan berbuah manis. Farhan sangat tidak ingin membebani ibunya, sehingga ia lebih memilih untuk bekerja dan dapat kuliah dengan hasil kerjanya sendiri.

Tuhan memang adil. Kesabaran dan usaha yang dilakukan oleh ibu perlahan-lahan menaik, posisinya sudah meningkat dan sudah mempunyai anak buah. Seusai lulus SMA, Farhan hanya dapat membantu usaha ibu melalui jualan es krim keliling, bukan untung hanya ejekkan yang didapat. Sumber kekuatan datang ketika niat itu besar. Akhirnya Farhan mencoba untuk melamar di beberapa kedai restaurant es krim, berbagai tawaran yang beragam memang menggodanya. Namun, tawaran itu tidak ada yang ia ambil.

Ternyata, suatu hari ada sosok perempuan yang sangat menyukai buatan es krim dari Farhan dan Sang Ibu. Perempuan itu adalah anak dari seorang pengusaha terkenal. Kedatangannya bertujuan untuk membuat cita rasa dan mematenkan rasa es krim Farhan. Tentu tidak ditolak tawaran yang berharga itu. Farhan menghubungi ibunya yang saat itu sedang kerja. Puji syukur terhadap Allah, perlahan-lahan ekonomi mereka meningkat. Ibunya juga menjadi tangan kanan direktur perusahaan, yang berarti sering mendapatkan bonus di luar gaji.

Selanjutnya, karena es krim milik Farhan sudah dikelola dan laku keras. Usahanya berkembang untuk membuat cafe dan ternyata laku juga. Kesusahan itu menjadi mudah saat usaha dan kesabaran menjadi panutan. Sekarang, kehidupan ibu dan satu anaknya itu menjadi berubah drastis. Apartemen, rumah mewah, telah digenggaminya. Kegiatan amal masih sering dilakukan sebagai investasi akhirat.

Ingatkah perempuan yang datang ke rumah Farhan untuk mematenkan es krim-nya? Perempuan tersebut menjadi isteri Farhan. Farhan di masa depan tidak hanya berprofesi sebagai pengusaha sama seperti isterinya, tetapi sebagai motivator juga. Kekurangan itu akan terlihat seperti kelebihan di saat tertentu. Ibu Farhan dan Farhan sangat bersyukur atas apa yang dilakukan bersama-sama. Kemudahan datangnya dari Tuhan, maka berbaiklah kepada Tuhan maka kebaikan Tuhan akan selalu dapat kita rasakan, bahkan di saat kita tidak memintanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun