Mohon tunggu...
Mira Nurbayanti
Mira Nurbayanti Mohon Tunggu... wiraswasta -

Writer, Community Development Organizer, Entrepreneur.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengatasi Otak Berhenti Mendadak

8 Juli 2011   00:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:51 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

File Not found...

Semacam itulah otak saya berbunyi beberapa waktu lalu ketika dalam sebuah meeting serius tiba-tiba saya bicara tak beraturan, kacau, dan tidak sadar apa yang tengah saya bicarakan. Kira-kira begini isi pembicaraan melantur itu:

Partner 1: Jadi masalah apa yang terjadi dengan salah satu SDM kita mir?

Partner 2: Iya, katanya ada masalah, gimana?

Saya: Umm..masalah itu ya..jadi gini..(mulai mencari-cari file dalam otak) yang dipermasalahkan siy sebetulnya jam kerja (Terlihat pasti padahal sebetulnya bingung), tapi saya sudah bilang sama dia kalo kita kan tidak bisa libur saat weekend (mulai ga nyambung), padahal sebetulnya kan masalah ada di kakaknya (diam sejenak) tapi ya..kan kita selesai kerja jam sepuluh sebenernya (semakin kacau), tapi...(makin tidak terkendali) eh,sebenernya kita lagi ngomongin apa sih? (DANG!!)

Saat itu memang penat sekali rasanya, pikiran bercabang, tidak fokus, dan berantakan. Sebenarnya saya sudah merasakan gejala peristiwa otak yang “hang” ini sejak beberapa hari sebelumnya, namun karena tuntutan profesionalisme saya mencoba memaksakan diri dan alhasil terjadilah kejadian “melantur” di atas. Setelah kejadian itu saya coba merenung, saya selalu berusaha tampil prima di depan orang lain dan menyajikan pemikiran-pemikiran terbaik bagi kepentingan orang banyak, tapi seringkali saya lupa bahwa segala hal yang ada pada diri saya pun sebenarnya perlu diperhatikan dengan serius.

Akhir-akhir ini pikiran saya memang dipenuhi dengan berbagai pemikiran dan target yang ingin saya capai. Banyak sekali, bertumpuk-tumpuk dan berdesak-desak di otak yang hanya sekepalan tangan ini. Memang sesak sekali rasanya, namun saya yakin semua ini bisa sedikit demi sedikit saya uraikan untuk kemudian diwujudkan.

Ini memang kejadian melantur, namun begitu inspiratif dan penuh hikmah bagi saya, bahwa ternyata ketidakteraturan emosi dan pikiran akan mempengaruhi kinerja otak. . Oleh karena itu, sebelum kejadian itu terjadi lagi, saya memutuskan untuk berhenti sejenak, beristirahat, merenung, dan menarik napas untuk kemudian melanjutkan langkah perjalanan menuju mimpi-mimpi yang akan terwujud pada saatnya nanti.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun