Pemandangan dengan bukit-bukit berwajah hijau, gunung semeru, keindahan danau, pelestarian alam, dan kegiatan budaya suku tengger yang masih lestari telah memikat Dewan Juri ADWI 2021 memandang Ranupani menjadi ikonik pariwisata dunia.Â
Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) telah melewati serangkaian tahap kurasi. Pastinya sebuah keputusan tidak mudah harus dipertimbangkan untuk memilih dari 1831 peserta se-indonesia, kemudian telah terkurasi menjadi 300 besar desa wisata, lalu dikerucutkan menjadi 100 besar desa wisata, dan kini terpilih 50 besar desa wisata terbaik.Â
Memang melihat background dari panflet pengumuman pemenangnya, sebenarnya sangat cocok dengan suasana Desa Ranupani; intinya pemandangan pegunungan dengan sunrise, pohon cemara, kepadatan rumah yang jarang, tentunya dengan hasil bumi yang memakmurkan kehidupan masyarakatnya. Ini memang benar, Ranupani memiliki semua yang ada digrafis pengumuman itu. Entah kebetulan atau tidak, yang pasti sebuah pemandangan seindah itu akan terlahir dari peradaban masyarakatnya yang berbudi luhur dan menyatu dengan alam. Suku Tengger memiliki falsafah yang patut kita ambil pelajaran di dalamnya, yaitu Setya Budaya (taat, tekun, mandiri), Setya Wacana (setia pada ucapan), Setya Semaya (setia pada janji), Setya Laksana (patuh), dan Setya Mitra (Setia Kawan). Lima Pedoman hidup (Sesanti Panca Setya) yang turun temurun selalu diajarkan hingga saat ini.Â
Jika kita membaca data statistik BPS Lumajang tahun 2018 banyaknya rumah tempat tinggal di desa Ranupani sebanyak 466 rumah dengan pembagian menurut kontruksinya gedung berjumlah 277 rumah, kontruksi setengah gedung 87 Rumah, dan kontruksi biasa 82 Rumah. Perkembangan pariwisata dari tahun ke tahun membuat begitu banyak perbaikan rumah, homestay, dan berbagai pengembangan lainnya misalnya toilet umum, papan informasi, parkiran mobil jeep dan motor yang telah tersedia sebagai fasilitas penunjang wisata. Sehingga pariwisata telah menjadi pilihan yang semakin mensejahterakan perekonomian masyarakat; terutama dibidang jasa, tour guide, dan kuliner. Ketika Pendakian Gunung Semeru dibuka maka yang dirasakan perekonomian berjalan dengan semakin baik; wisatawan domestik dan wisatawan Mancanegara tidak henti-hentinya meramaikan desa Ranupani.
Keuntungan lainnya dari Desa Ranupani yang berada di kaki gunung semeru adalah nikmat kesuburan tanah pertaniannya. Mayoritas pekerjaan masyarakat desa Ranupani adalah petani. Dari data statistik UPTD Pertanian tahun 2018 menyebutkan total tanah pertanian mencapai 204, 94 hektar dengan hasil panen kentang 2037,5 ton/tahun, hasil panen bawang prei 2616 ton/tahun, dan hasil panen kubis 1550 ton/tahun. Potensi hasil pertanian yang dapat dikelola lebih baik lagi dalam sentuhan distribusinya dan pengolahan "bahan mentah" menjadi "bahan jadi" yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
 Â