Pada hari ini memang kita tidak sedang berada pada situasi berjuang mendapatlkan kemerdekaan, tetapi bukan berarti kita boleh berdiam diri dan melupakan jasa para pejuang. Lalu apa yang harus dilakukan kita untuk menghormati peluh dan darah pengorbanan pejuang pada masa ini?
Mari kita mulai dari hal yang paling mendasar, yaitu menolak lupa akan perjuangan untuk merdeka, perjuangan untuk mendapatkan kebebasan. Para pejuang telah merebut kemerdekaan dan melahirkan sebuah negara yang independent, Indonesia. Untuk menjaganya, dibuatlah dasar negara sebagai pedoman bangsa yaitu Pancasila.Â
Tugas utama kita saat ini adalah menjaga warisan kemerdekaan pejuang, yaitu Pancasila. Kita dapat memulai dari mengimplementasikan setiap butir Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang mudah bukan? Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat merupakan tindakan nasionalis yang acap kali 'terlupakan' atau lebih sering 'dilupakan'. Masyarakat terlalu nyaman bersikap 'seenaknya' tanpa memperdulikan nilai-nilai Pancasila.Â
Banyak tersebar pemikiran bahwa, "saya tidak lagi berhubungan dengan Pancasila, karena saya sudah tidak pernah lagi mengikuti upacara". Perlu ditanamkan bahwa Pancasila bukan hanya perkara ikrar yang dibacakan pada upacara, melainkan pegangan hidup bangsa yang merupakan hasil jerih payah pejuang untuk membebaskan rakyat dari perbudakan.Â
Jika kita sebagai rakyat, yang diperjuangkan kemerdekaannya oleh pahlawan, melupakan Pancasila, lalu apalagi esensi perjuangan Pahlawan yang mengorbankan seluruh dirinya untuk kemerdekaan? Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa, mari kita mulai menghormati para pejuang dengan menjaga Pancasila dalam kehidupan sehari-hari kita.
Sebelum menghormati pejuang lain yaitu pahlawan dll, hal yang tidak kalah penting adalah menghormati diri sendiri. Kita harus mengapresiasi diri atas pencapaian kita. Apalagi dalam masa sulit seperti pandemi ini, kita harus pandai mengendalikan diri. Jangan menyalahkan diri sendiri jika kita tidak mencapai suatu target. Jadikan masalah sebagai peluang untuk berkreasi dan berinovasi. Sikap tersebut merupakan salah satu sikap menghormati pejuang diri sendiri.
Cara menghormati diri sendiri adalah dengan tidak menyudutkan dan menghakimi diri sendiri, jangan terlalu memaksakan diri sendiri yaitu terlalu keras atas tugas-tugas yang menumpuk. Ingat, makan itu penting, tidur itu penting dan bahagia itu penting. Kita harus sadar bahwa kita harus merasakan itu semua.Â
Apresiasi diri dengan melakukan hal-hal yang ingin kita lakukan. Misalnya dengan membeli sesuatu yang kita inginkan setelah kita melakukan suatu pencapaian. Berorientasi pada kebahagiaan, bukan tekanan. Jalani semaksimal mungkin, tetapi tidak perlu dipaksakan. Intinya, disini kita adalah seorang pejuang. Mungkin bagi saya, saya adalah pejuang untuk mendapatkan pendidikan. Saya adalah pejuang untuk menjadi mawapres. Saya adalah pejuang untuk mendapatkan gelar S1. Untuk mendapatkan itu semua, perlu adanya sikap menghormati. Menghormati diri sendiri, menghargai diri sendiri dan mengapresiasi diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H