Mohon tunggu...
MIRANDA NAYA ELVARETTA
MIRANDA NAYA ELVARETTA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Angkatan 2022, Jurusan Ilmu Ekonomi, Program Studi Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Aliran-aliran Feminisme di Dunia dan Kondisi Feminisme di Indonesia

20 Oktober 2023   05:55 Diperbarui: 20 Oktober 2023   06:02 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada masa yang telah berkembang ini, kedudukan laki-laki masih banyak dianggap unggul dibandingkan dengan kedudukan perempuan. Hal tersebut disebabkan karena sejauh ini kaum laki-laki sangat berperan penting dalam memajukan dunia. Beberapa tokoh yang sangat terkenal  dan berpengaruh terhadap kemajuan dunia antara lain Albert Enstein, Aristoteles, dan Plato. Hal tersebut menyebabkan kaum perempuan tidak pernah dianggap sebanding dengan kaum laki-laki akibat lemahnya fisik dan akal kaum perempuan.

Salah satu jurnal yang berjudul "Mazhab Feminisme dan Pengaruhnya di   Indonesia" menyatakan bahwa anggapan seperti itu, memunculkan beberapa tokoh perempuan yang melakukan gerakan untuk menaikkan derajat perempuan agar setara dengan kaum laki-laki. Gerakan tersebut biasa disebut dengan gerakan feminisme. Para kaum wanitapun akhirnya sadar bahwa mereka sebenarnya memiliki hak yang sama seperti kaum laki-laki. Namun, meskipun para kaum perempuan menyadari adanya ketidakadilan yang mereka alami, gerakan feminisme tersebut menciptakan beberapa aliran-aliran yang disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan pendapat dalam menjelaskan ketidakadilan tersebut.

ALIRAN-ALIRAN FEMINISME

Feminisme Liberal

Pada aliran feminisme liberal memandang bahwa kaum perempuan juga memiliki kebebasan mereka secara utuh. Kebebasan tersebut berakar dari rasionalitas dimana tidak terdapat perbedaan antara kaum laki-laki dengan kaum perempuan. Mereka memperjuangkan hak-hak mereka sebagai makhluk sosial. Kaum perempuan berusaha sebisa mungkin untuk bisa setara dengan kaum laki-laki dan tidak bergantung pada kaum tersebut. Dengan demikian, pada aliran ini memiliki poin penting yaitu adanya ketimpangan gender.

Di Indonesia sendiri aliran ini sudah ada sebelum kemerdekaan. Terdapat tokoh perempuan yang merupakan salah satu pahlawan di Indoneisa, yaitu R.A Kartini. Beliau sangat menekankan adanya kesetaraan pendidikan antara kaum perempuan dan kaum laki-laki. Akibat dari Gerakan yang dilakukan oleh R.A Kartini, Pendidikan bagi kaum perempuan di Indonesia berkembang sangat besar.

Feminisme Radikal

Aliran feminisme radikal ini menjelaskan bahwa adanya kekerasan yang dialami oleh kaum perempuan akibat dari patriarki. Menurut jurnal "Gerakan Feminisme Radikal Opmt Dalam Isu Kekerasan Seksual Di Timor Timur Tahun 1974-1999", salah satu objek kekerasan yang dilakukan oleh kaum laki-laki adah tubuh kaum wanita. Sehingga, aliran ini memiliki fokus permasalahan yaitu hak-hak reproduksi, seksualitas, dan hubungan antara kuasa wanita dan laki-laki. Tindakan kekerasan tersebut dilakukan untuk menyebarkan ketakukan pada kaum wanita agar kaum laki-laki tetap memegang control atas wanita.

Aliran ini percaya bahwa jika sistem patriarki yang banyak menindas dan mendominasi perempuan dihilangkan, maka kaum wanita dapat membebaskan diri mereka sendiri. Masyarakat dapat diperbaiki apabila dominasi yang dilakukan oleh kaum laki-laki dihentikan. Dilakukannya rekonstruksi masyarakat merupakan cara untuk mencapai feminisme radikal.

Feminisme Marxisme

Feminisme marxisme mempercayai bahwa adanya penindasan kaum wanita terjadi karena adanya struktur politik dimana kekuasaan menempatkan kaum laki-laki sebagai penguasa, struktur ekonomi dimana adanya system kapitalisme yang hanya mementingkan keuntungan besar dengan pengeluaran yang kecil sehingga kaum pemilik modal mendapatkan keuntungan yang sangat besar, dan strukti kehidupan social dimana kelas social dibagi menjadi "have" dan "have not".

Aliran ini memiliki garis besar bahwa penindasan yang dialami oleh kaum wanita diakibatkan oleh adanya system ekonomi. Perempuan dianggap tidak produktif karena berkecenderungan untuk mengambil banyak cuti. Hal tersebut menyebabkan pekerjaan yang tersedia untuk perempuan tidak memiliki jenjang karir yang tinggi. Aliran ini berpendapat bahwa kaum wanita harus memiliki kekuatan ekonomi agar nantinya tidak memiliki ketergantungan financial dengan kaum laki-laki. Feminisme marxisme sangat mendorong kaum wanita untuk terus berjuang dalam membebaskan diri mereka dari penindasan tersebut dengan cara bekerja.

Feminisme Sosialis

Aliran feminisme sosialis menggunakan analisis gender dan kelas untuk memahami penindasan yang dialami oleh kaum perempuan. Aliran ini setuju dengan aliran feminisme marxisme jika adanya kapitalisme merupakan sumber oenindasan yang terjadi di kaum wanita, namun aliran ini juga setuju dengan aliran radikal jika patriarki merupakan sumber dari penondasan kaum wanita. Kapitalisme dan patriarki sendiri merupakan dua kekuatan yang saling mendukung satu sama lain.

FEMINISME DI INDONESIA

Di Indonesia sendiri, tokoh yang sangat terkenal yang berkaitan dengan gerakan feminisme yaitu R.A Kartini. Beliau sangat berpengaruh dalam membangkitkan dan memberdayakan kaum wanita di Indonesia. Namun, kenyataannya feminisme di Indonesia melewati jalan yang sangat sulit seperti yang tertuliskan pada salah satu jurnal yang berjudul "Perjuangan Gerakan Feminisme dan Pemberdayaan Perempuan Indonesia".

R.A Kartini menuliskan surat-surat yang berisi tentang keinginannya untuk dapat belajar dengan bebas. Hal tersebut dikarenakan pada zaman itu beliau hanya diperbolehkan menjalankan pendidikannya hinggan usia 12,5 tahun saja. Selain itu, R.A Kartini juga menolak adanya sistem poligami karena sistem tersebut dianggap merendahkan derajat kaum wanita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun