Halo Teman-Teman! Perkenalkan Aku Miranda, Aku suka menulis Cerpen, Ini adalah Cerpen pertama ku, Aku harap kalian menyukainya! Â
Oleh Miranda Adam
Keadilan
Hari yang sangat cerah itu dihiasi awan-awan yang memantulkan sinar matahari. Rubah yang murung, menyendiri tidak memiliki teman karena ia telah difitnah oleh penghuni hutan. Ia dituduh telah menghabisi nyawa seekor tupai. Ia sangat dibenci karena tupai merupakan hewan yang cukup penting di hutan. Tupai adalah hewan yang pintar, menjadi perwakilan penghuni hutan yang mendengarkan suara rakyatnya. Rubah kini sedang kebingungungan tanpa teman.Â
Raja Hutan sedang mengadakan pesta yang dihadiri oleh seluruh penghuni hutan. Secara tidak sengaja, Rubah melihat ada Kelinci. Rubah ingin mengajak Kelinci ke rumah Raja Hutan. Rubah percaya diri karena Kelinci biasanya baik dan tidak termakan isu-isu jahat yang menimpa Rubah.
"Hai! Maukah kamu pergi bersamaku ke rumah Raja Hutan untuk pesta bersama?" tanya Rubah dengan senyum melebar. Detak jantungnya sedikit memompa lebih keras. Ia berdebar-debar. Dalam lubuk hatinya berharap sekali Kelinci mau pergi ke pesta bersamanya.
"Kamu sedang berpura-pura baik, ya? Padahal kamu ingin menghabisi nyawaku, bukan?" tanya Kelinci. Matanya memelotot. Napasnya memburu, terlihat dari dadanya yang naik turun. Ia ingin kabur secepat-cepatnya. Bagaimanapun Rubah juga pemakan segala alias Omnivora.
"Apa?" tanya Rubah terkejut. Ia tidak menyangka kalau Kelinci sudah termakan isu tersebut. Mata Rubah memerah, ia sangat kecewa. Setelah beberapa hari ia dimusuhi oleh penghuni hutan, Â apalagi teman baiknya baru meninggal, yaitu Tupai.
"Tolong jangan jahati aku!" teriak Kelinci.
"Kenapa? Kamu ikut termakan isu-isu jahat itu?" tanya Rubah.