Pemilu serentak 2024 sudah mulai mendekati masa nya, dinamika yang dimainkan para aktor politik sudah mulai digencarkan. Dalam tahun-tahun politik, narasi dan komunikasi yang dilakukan oleh para politikus membawa dinamika yang terasa seperti kepentingan kekuasaan. Pemilu 2024 yang dilakukan secara serentak dari tingkat kabupaten kota sampai dengan tingkat nasional atau pilpres, disini menjelaskan bahwa dinamika yang terjadi sudah menggoyangkan sampai ketingkat bawah masyarakat. Bahasa-bahasa yang dibawa oleh politikus sudah menggambarkan permainan politik dalam persiapan pemilu.
Jokowi yang sudah menjabat 2 periode dalam memimpin bangsa Indonesia, akhirnya sudah mulai melakukan Gerakan dalam membuat dinamika politik persiapan pemilu, dari hadirnya dalam ulang tahun Partai Golkar serta ulang tahun Partai Perindo Jokowi menunjukan beberapa komunikasi politik yang menjadi pemicu dari dinamika persiapan pemilu. Dalam penentuan capres dan cawapres di Partai Politik, komunikasi yang terbangun atau narasa yang diciptakan menegaskan bahwa Tahun Politik sudah dimulai.
Sejak NasDem sudah mendeklarasikan Capresnya, PDIP dan partai lainnya sudah mulai sahutan narasi pro dan kontra, Jokowi dalam kehadirannya di HUT Partai Golkar membuat komunikasi untuk hati-hati dalam memilih Capres, serta meminta untuk jangan terlalu lama mendeklarasikan Capresnya, kemudian dalam HUT Perindo, Jokowi membuat kode untuk Prabowo yang mengatakan 2024 adalah jatah Prabowo untuk menjadi Presiden.
Dari hal ini sudah bisa kita ketahui tentang komunikasi politik yang dibangun oleh para politikus, membuat dinamika politik persiapan pemilu 2024 sangat berdinamika. Terlepas dari dinamika politik yang terjadi, kita sebagai masyarakat berhak dan wajib untuk menjaga kedaulatan dengan mengawasi dinamika politik yang dibangun oleh komunikasi elit politik partai. Dinamika yang terbangun sampai tingkat bawah sudah jelas ini mempengaruhi kedalam inti masyarakat. Dinamika politik yang seharusnya membawa kepentingan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya, bukan menjadi kepentingan sebagian kelompok elit politik saja.
Komunikasi yang dibangun seharusnya bisa memeriahkan pesta demokrasi pada tahun 2024 nantinya, dengan mengawal pergerakan partai politik serta elit politiknya, kita sudah bisa membuat suatu keputusan untuk kedepannya agar pemimpin yang dipilih oleh masyarakat Indonesia sendiri itu bisa membawa kepentingan dan kebutuhan masyarakat Indonesia itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H