Mohon tunggu...
Mira Marsellia
Mira Marsellia Mohon Tunggu... Administrasi - penulis kala senggang dan waktu sedang luang

You could find me at: http://miramarsellia.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Modis dengan Barang Diskon

4 Januari 2013   17:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:30 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Khusus untuk masalah busana, saya punya kiat untuk tetap modis. Yaitu modis yang berasal dari singkatan kata mo-dal dis-kon. Menjadi modis tidak harus membeli pakaian baru 'new release' keluaran hasil desainer ternama atau baju bermerk yang sedang top dan laris. Obralan atau hasil further reduction pun sangat mumpuni untuk tetap mendukung penampilan modis kita. Namun yang terutama, belanjalah seperlunya sesuai kebutuhan walaupun koleksi barang diskon ini sangat  membantu untuk mendongkrak penampilan. Belanja dan memburu barang diskon untuk koleksi busana sangat mengasyikan. Asal tentu saja tetap mampu mengatur emosi  dan isi dompet agar tidak kalap kala melihat tulisan besar, berwarna, dan dalam huruf kapital semua, dibaca DISKON 70%.

Kalau saya sih memang sudah dari dulunya untuk barang bermerk ternama tidak pernah beli kalau tidak diskon. Jadi bisa disebut sabar menanti atau ada lagi istilah lainnya 'menunggu jemuran kering'. Kalau suatu musim suatu model baru keluar, saya cuma bisa ngiler melihat-lihat. Bulan berikutnya masih saya tengok sudah diskon apa belum, kalau belum diskon juga ya tetap saja ditunggu sampai diskon. Biasanya sih saya menitipkan pada penjaga tokonya yang sudah saya baik-baikin terlebih dahulu, "mba kalau ntar udah ada diskon 50% lebih saya di-sms ya" plus senyuman saya yang termanis dan kerjapan bulu mata saya yang nyaris bisa dibilang tidak berbulu mata saking pendeknya.

Nah menunggu jemuran kering sabar menanti ini faktor luck-nya harus gede banget. Karena biasanya yang didiskon gede-gedean adalah untuk pakaian yang nomornya tidak sesuai standar. Kalau tidak kegedean ya kekecilan. Apalagi tubuh saya yang ...yang gimana ya?  Yang tinggi tidak, disebut pendek pun pada tidak tega bilangnya, dengan lebar badan sukurlah belum melampaui tinggi badan,  alias sedang-sedang saja - membuat nomor pakaian atau barang-barang fashion  yang saya incar, nomornya adalah ukuran pasaran.  Ini membuat modus barang diskonan yang saya incar semakin sulit kemungkinannya untuk muncul. Tapi biarlah, tak apa. Disitulah serunya mengincar barang diskon.

Ada kelegaan dan kepuasan tersendiri buat saya si modis ini bila berhasil membeli sepatu atau pakaian yang harga bandrolnya jelas bikin mikir tidak hanya 3 kali tapi sampai 10 kali mikir untuk saya beli, namun berkat sesi obral barang tersebut akhirnya bisa saya dapatkan dengan harga jauh dibawah harga penawaran awal. Rasanya seperti memenangkan peperangan antara Skotlandia yang dipimpin William Wallace melawan Edward Longshanks dari Inggris.

Lalu untuk membuat kita tampil modis tapi tetap kekinian alias up to date (ingat barang diskon biasanya barang yang modelnya sudah ga musim lagi), selalu campurlah barang bermerk modal diskon, dengan barang murah tanpa merk non diskon tapi modelnya baru. Atau kalau mau tampil vintage sekalian. Mencampur barang bagus dan barang jelek ini tidak dosa, karena bukan membuat dan menjual oplosan bensin dengan minyak tanah. Membeli barang sisa ekspor di factory outlet juga hal yang menarik untuk selalu modis, biarkan saja merknya sudah digunting atau sudah dicabut, toh tidak akan ada orang yang menarik kerah leher kita untuk melihat merk baju kita ini asli apa KW. Harga barang di FO ini miring banget dengan harga barang bermerk tersebut di toko aslinya, namun selalu untuk membeli barang-barang modis ini harus kita perhatikan hal-hal dibawah ini:

Barang-barang diskonan umumnya barang yang sudah lewat masa berlaku atau musimnya sudah lewat, perhatikan kualitas barangnya, apakah ada robekan atau bekas pakai orang sehingga ada noda lipstik lainnya. Bila memang menemukan cacat, pastikan cacat barang tersebut masih sebanding dengan harga yang kita keluarkan.

Barang-barang diskon biasanya ukurannya sudah tidak lengkap. Pastikan ukuran yang kita beli memang sesuai ukuran badan kita, kalau tidak sesuai tapi kita maksa, siapkan dana untuk permak barang diskonan tersebut.

Pastikan juga anda betul-betul memeriksa barang yang anda beli, saya pernah membeli sandal modal diskon ini, merknya terkenal barangnya ok. Sampai di rumah saya buka ternyata sandal tersebut KIRI dua-duanya. Walaupun bisa ditukar, namun effortnya untuk kembali ke toko dan mengurus penukaran ini membuat repot.

Membeli barang diskon terkadang hanya nafsu, bukan karena butuh. Pastikan barang yang anda beli memang anda butuhkan. Jadi bukan karena didiskon, membuat anda merasa HARUS membelinya.

Jangan mudah terpengaruh oleh kata DISKON, karena banyak juga memberlakukan diskon adalah salah satu strategi marketing dari perusahaan. Mungkin di satu sisi anda mendapat diskon, tapi ternyata biaya yang harus anda keluarkan  jadinya malah lebih dari yang anda perlukan. Misalnya pemberlakuan penjualan dengan bundling atau paket. Kita hanya butuh satu barang tapi karena tergoda diskon kita menjadi membeli empat, karena godaan diskon yang melanda apabila kita membeli lebih dari satu. Buy One Get One, Buy Two Get One, adalah salah satu strategi untuk kita membeli lebih dari yang kita butuhkan. Sukur-sukur bila memang kebutuhan kita sedang sejumlah yang diiiming-imingkan, itu sih namanya kesempatan dong.

Karena barang diskon tidak hanya untuk fashion, tips-tips di atas berlaku juga untuk barang-barang lainnya. Demikian pengalaman saya dalam memburu barang diskon sekaligus tipsnya. Terima kasih atas perhatian anda, untuk kerjasama yang baik dalam membaca tulisan ini saya ucapkan terima kasih sekali lagi, dan selamat malam.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun