Mohon tunggu...
Mira Marsellia
Mira Marsellia Mohon Tunggu... Administrasi - penulis kala senggang dan waktu sedang luang

You could find me at: http://miramarsellia.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Utang Itu Bagai Kolesterol

16 November 2012   23:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:13 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun definisi utang (boleh pakai huruf h didepan)  menurut definisi singkat adalah sesuatu yang dipinjam, dan dalam akuntansi harta didefinisikan sebagai utang ditambah modal,  kalau untuk urusan keuangan rumah tangga, saya suka menyamakan utang itu sebagai kolesterol. Kenapa kolesterol, karena kolesterol itu ada kolesterol baik dan ada kolesterol jahat. Demikian juga dengan utang. Tidak selamanya utang itu merugikan, dan juga  ada banyak jenis utang yang membawa keuntungan.

Saya selalu berurusan dengan utang. Namun saya menjaganya agar utang yang saya kelola, adalah utang yang seperti  kolesterol baik, si HDL (High Density Lipoprotein) yang kerjanya adalah membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati.  Demikian juga utang yang baik dalam mengelola keuangan rumah tangga, adalah utang yang terkontrol. Sederhana saja, utang yang bisa kita pelihara dengan baik, adalah utang untuk suatu keperluan pembelian, yang memang lebih menguntungkan bila dilakukan secara utang atau kredit. Misalnya utang untuk membeli rumah, membeli kendaraan. Atau pembelian aset lainnya.

Kenapa lebih menguntungkan? Untuk rumah, nilainya yang tinggi juga sebagai investasi menguntungkan bila dibeli dengan cara utang. Kalau memang uang yang kita punya memang tidak berlebih sekali. Kenapa?, bila saya memiliki uang 500 juta, maka saya akan lebih suka menjadikannya sebagian untuk uang muka rumah, dan sisanya saya gunakan untuk usaha. Usaha yang saya lakukan, sebaiknya usaha yang bisa mendapatkan hasil sehingga bisa membayar cicilan rumah. Dan harus menghasilkan lebih sehingga bisa untuk kebutuhan lain.  Demikian juga berhutang untuk pembelian aset lainnya. Selama nilai investasi di akhir periode akan menutupi tingkat bunga yang kita bayar, maka utang jenis ini adalah utang dengan kategori kolesterol yang baik, yang bisa menyehatkan keuangan kita.

Namun yang bagaimakah utang yang jahat yang seperti LDL, atau Low Density Kolesterol ini?  Dalam jumlah yang cukup kolesterol digunakan tubuh dengan mekanisme dimana kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang bernama LDL (Low Density Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Bila berlebih, penyakit yang akan berdatangan, seperti darah tinggi, jantung, dan lain-lain penyakit yang menakutkan.

Seperti itulah utang, utang yang tidak baik, adalah utang yang tidak terkendali. Utang yang digunakan untuk hal-hal konsumtif belaka, tanpa menghasilkan sesuatu yang menguntungkan. Jangan lah membeli sesuatu dengan berhutang untuk keperluan yang tidak jelas. Jangan juga berhutang tanpa mengetahui, darimana kita dapat membayarnya.

Pengalaman saya dengan utang selama ini baik-baik saja. Saya dan utang masih bersahabat baik, dalam arti kata utang saya gunakan untuk investasi dan bisnis, misalnya pembelian rumah dan untuk usaha. Saya hindari kebiasaan meminjam uang, baik pada teman atau kartu kredit, untuk sesuatu seperti 'impulsive buying', membeli sesuatu tanpa kita benar-benar memerlukannya. Misalnya membeli tas bermerk model baru yang berbeda warna dengan yang sudah kita punya, demi 'mix and match' dengan gaun yang sudah kita beli.

Saya tidaklah anti dengan yang namanya utang, utang bisa dipakai untuk menolong disaat sulit bahkan untuk digunakan sebagai investasi dan bisnis. Namun bijaklah dalam berutang, gunakan perhitungan. Mengelola keuangan adalah sesuatu yang mengasyikkan. Apalagi bila melibatkannya dalam bisnis dan usaha. Hanya saja, jangan membuat utang tanpa perhitungan. Ingatlah bila seseorang meninggal dunia dalam agama Islam, maka menurut hadist dari Abu Hurairah, nabi Muhammad SAW pernah bersabda,  Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya hingga dia melunasinya.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun