Mohon tunggu...
Mira Marsellia
Mira Marsellia Mohon Tunggu... Administrasi - penulis kala senggang dan waktu sedang luang

You could find me at: http://miramarsellia.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penari Dombret dan Pesta Laut Blanakan

23 September 2012   15:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:51 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_207463" align="aligncenter" width="570" caption="Blanakan"][/caption] Kemarin saya membaca komentar di blog saya, di posting yang pernah saya tulis mengenai pesta laut di daerah pantai utara Blanakan - Subang, bahwa pesta laut di Blanakan akan diadakan tanggal 25 September 2012. Sebentar lagi. Sejenak pikiran saya menerawang mengingat pesta laut disana yang pernah saya lihat, dan terpotret dalam ingatan saja, tidak ada selembar foto pernah saya abadikan untuk keunikan pesta rakyat tersebut. Sayang sekali. Tentunya banyak yang ingat lagu Goyang Dombret yang dipopulerkan oleh Denada dan  Inul Daratista, tapi saya tidak hapal liriknya. Namun apakah banyak yang tahu apa itu Dombret? Untuk pembaca buku Ahmad Tohari, Ronggeng Dukuh Paruk, yang berkisah penari Ronggeng, Srintil. Nah Dombret adalah penari juga, namun bila Ronggeng sebutan untuk penari wanita tayuban di daerah Jawa, maka Dombret adalah nama penari wanita untuk jenis tarian yang mirip, namun di daerah pantau utara Jawa Barat, khususnya di Blanakan. Mohon koreksi bila saya salah. Pesta laut yang pernah saya datangi dulu diadakan di Blanakan. Sebuah desa nelayan pinggir pantai di daerah antara Cikampek dan Pamanukan, Subang-Jawa Barat. Saya dulu kesana naik motor bersama teman-teman dan saudara. Jauh sekali rasanya, melewati pesawahan yang tak habis-habis sejauh mata memandang, ke daerah yang panas dan gersang, dengan angin pantai yang keras bertiup membawa bau laut dan melewati pasar lelang ikan, yang bau amis ikannya yang berlimpah dan bertumpuk-tumpuk siap dilelang,  terasa menggantung di udara. Dombret ini adalah penari-penari usia belia, umurnya belasan saja, bahkan ada yang sebelas tahun usianya. Pesta tari dengan dombret ini diadakan di malam hari setelah pesta laut diadakan. Pesta laut adalah upacara khas di desa nelayan yang dimaksudkan untuk berterima kasih akan hasil tangkapan selama setahun berjalan, dan dimaksudkan untuk memohon berkah agar tahun berikutnya diberikan hasil yang melimpah dan diberi keselamatan. Biasanya kepala kerbau dan lain-lain persembahan dibawa dengan sebuah perahu ke tengah laut untuk kemudian diceburkan, diiringi perahu-perahu nelayan lainnya. Musik untuk tarian bersama dombret ini sangat meriah. Khas musik pantai utara. Suara terompetnya nyaring meliuk-liuk seperti terompet untuk pencak silat, waditra (alat musik) untuk tarian dombret ini terdiri dari kendang, rebab, kecrek, gong kecil dan lainnya. Kendangnya bersuara lincah dan dinamis, mengundang orang untuk bergoyang, tepatnya menari sih. Lebih aktraktif dari Gangnam Style, kalau boleh saya akui. Untuk para penggemar, bisa memilih penari dan lagu yang akan ditarikan bersama dengan membayar sejumlah uang. Karena sifat tarian dombret yang berupa tarian berpasangan ini seringkali disalahgunakan pada saat pemberian uang dengan perbuatan yang kurang pada tempatnya,  menjadikan menari bersama dombret ini dinilai negatif . Lalu sering disebut acara tarian ini dijadikan ajang untuk sebagian orang sebagai transaksi untuk hal-hal dalam tanda kutip. Sampai pada akhirnya kesenian dombret ini menurut kabar sudah hilang. Sayang sekali. Lepas dari hal-hal negatifnya, padahal bila kita kaji kesenian rakyat ini adalah salah satu kekayaan seni dari bangsa Indonesia sebagai tari pergaulan yang pernah memberi corak warna pada khazanah kekayaan budaya kita. Saya penasaran, apakah acara pesta laut esok lusa di Blanakan ini masih mengusung tarian dombret sebagai pemeriah suasana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun