Selain itu, pembelajaran daring memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih bebas berbicara dan berinteraksi, meskipun mereka mungkin merasa lebih canggung di depan kamera. Dalam hal ini, metode Socrates yang menekankan pentingnya dialog dapat menciptakan ruang diskusi yang lebih terbuka dan inklusif. Dengan membiarkan siswa bertanya dan mendiskusikan ide mereka secara bebas, kelas daring bisa menjadi lebih seperti ruang debat filosofis, di mana setiap pendapat dihargai dan dipertimbangkan.
Filosofi dalam Ruang Digital
Salah satu cara untuk mengatasi tantangan pembelajaran daring adalah dengan menciptakan pengalaman yang lebih kolaboratif dan reflektif. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Socrates, guru bisa mendorong siswa untuk lebih aktif dalam diskusi dan berpikir kritis. Misalnya, penggunaan fitur seperti breakout room di Zoom memungkinkan siswa untuk berdiskusi dalam kelompok kecil sebelum kembali berbagi pemikiran mereka dengan kelas secara keseluruhan. Ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan ide mereka dengan lebih bebas dan tanpa tekanan.
Guru juga dapat membuat pertanyaan yang menantang dan memancing rasa ingin tahu siswa. Pertanyaan yang bukan hanya menguji pengetahuan, tetapi juga merangsang siswa untuk mempertanyakan asumsi mereka sendiri dan melihat dunia dengan cara yang berbeda. Misalnya, dalam pelajaran filsafat atau ilmu sosial, guru bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan besar seperti, "Apa arti keadilan dalam dunia digital?" atau "Bagaimana teknologi memengaruhi kebebasan kita sebagai individu?" Pertanyaan-pertanyaan ini dapat menciptakan ruang bagi siswa untuk berpikir secara kritis dan berkontribusi pada diskusi yang lebih bermakna.
Metode Socrates, meskipun lahir ribuan tahun yang lalu, tetap relevan dalam konteks pendidikan modern, terutama di ruang digital. Dengan menekankan pentingnya tanya jawab dan dialog kritis, metode ini dapat membantu menciptakan pembelajaran daring yang lebih interaktif dan bermakna. Pembelajaran tidak hanya tentang menerima informasi, tetapi tentang mengembangkan pemikiran yang lebih dalam dan reflektif. Filosofi Socrates mengajarkan kita bahwa pendidikan bukan hanya soal menghafal, tetapi tentang berpikir, bertanya, dan menggali kebenaran bersama. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip filsafat ini, kita bisa membawa pendidikan daring ke level yang lebih tinggi, lebih interaktif, dan lebih bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H