Saya seringkali bertanya-tanya, "Benarkah ada kemajuan di dalam filsafat Indonesia dan apakah ada filsafat di Indonesia?".
Hal itu pun merupakan suatu masalah yang sampai sekarang tidak pernah jelas jawabannya. Dan mengapa para filsuf atau katakanlah para penulis filsafat Indonesia lebih banyak menulis tentang pengantar filsafat daripada buku tentang pemikiran filsafatnya sendiri secara mandiri. Â
Nah di artikel kali ini saya akan mencoba mengulas hal-hal terkait dengan persoalan tersebut serta apa saja yang melatarbelakangi atau yang bisa menjadi faktor mengapa filsafat di Indonesia tidak berjalan progresif.
Lantas, apa saja?
Ada beberapa tanda yang melatarbelakangi atau yang bisa menjadi faktor mengapa filsafat di Indonesia tidak berjalan progresif atau tidak berkembang pesat seperti yang diharapkan pemikir - pemikir kritis.Â
Di antaranya adalah radikalisme yang ada di Indonesia (intoleran terhadap perbedaan agama), krisis kepemimpinan di berbagai bidang (sebagian pemimpin di Indonesia sudah terkungkung pada kejahatan seperti ketamakan, korupsi, hingga diskriminasi).Â
Di bidang ekonomi pun serupa terlihat, para pemimpin negara berkolusi dengan para pengusaha dan para artis yang justru hidup bergelimang kemewahan disaat rakyat sedang dicekik oleh kemiskinan dan kebodohan akibat kesalahan kebijakan negara. Dan yang terakhir adalah kualitas diskusi atau berargumen di Indonesia menjadi semakin dangkal dan tertutup.Â
Pemikiran-pemikiran kritis dibungkam, dipatahkan oleh kekuasaan politik yang otoriter. Sehingga filsafat yang notabene dekat dengan pemikiran kritis dan rasional tentang dunia, gagal menjadi bahasa keseharian di Indonesia.Â
Filsafat gagal menjadi bagian dari percakapan masyarakat yang mencerahkan dan membawa wawasan yang luas.
Begitu banyak buku pengantar filsafat di Indonesia dan hampir semua buku yang ada di rak-rak buku filsafat di toko buku adalah  Pengantar Filsafat, mulai dari apa itu filsafat secara umum, apa itu pemikiran kritis sampai dengan pengantar yang sifatnya spesifik terhadap bidang-bidang filsafat tertentu misalnya, filsafat lingkungan, filsafat epistemologi dan terutama filsafat pengetahuan.Â