Mohon tunggu...
Mira Kurniasari
Mira Kurniasari Mohon Tunggu... -

Ibu dari 3 putri yang manis. Kami adalah praktisi homeschooling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tantangan Besar Sistem Pendidikan Nasional

20 April 2018   14:34 Diperbarui: 20 April 2018   14:37 1459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Madrasah Technonatura (sumber: technonatura.sch.id)

Mungkinkan Pendidikan yang Merata Seluruh Indonesia?

Pendidikan suatu bidang yang penting dalam menentukan masa depan suatu bangsa. Bagaimana suatu negara membuat sistem pendidikan agar masyarakat di negara itu bisa berkembang menjadi pribadi berkarakter yang bermanfaat bagi dirinya, keluarganya serta nusa dan bangsa? Untuk memudahkan tentu pemerintah membuat standar pendidikan secara nasional. Tentu dengan standar yang sama, akan memudahkan dalam evaluasi, namun kenyataannya pendidikan di Indonesia masih belum merata.

Apakah standar pendidikan nasional bisa diterapkan saat pendidikan belum merata secara nasional?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu definisi yang jelas mengenai pendidikan yang belum merata secara nasional. Pendidikan yang belum merata bisa memiliki pengertian aktivitas pembelajaran yang belum sama dilaksanakan di seluruh daerah.

Apakah aktivitas pembelajaran yang sama bisa dilaksanakan di seluruh daerah?

Untuk daerah yang tidak memiliki kendala baik teknis maupun non teknis, bisa dilaksanakan aktivitas pembelajaran yang sama. Tapi bayangkan suatu daerah yang hanya memiliki 1 guru untuk semua kelas dengan fasilitas super minimalis. Para murid berjauhan yang tinggal di daerah pelosok. Aktivitas pembelajaran tentu tidak bisa sama untuk kondisi tersebut.

Jadi apakah standar pendidikan bisa disamaratakan untuk seluruh daerah?

Secara jujur dengan kondisi yang tidak sama, standar pendidikan tidak bisa disamaratakan.

Bagaimanakah Alternatif Sistem Pendidikan Nasional agar Pendidikan Setiap Daerah Bisa Berkembang?

Jika merujuk UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Hal ini menunjukkan penting dilakukan suatu perencanaan yang bisa membuat suasana sehingga anak bisa belajar dengan baik dan efektif. Belajar yang baik dan efektif itu bisa terjadi saat anak bisa dengan mudah memahami materi pembelajaran bahkan bisa membentuk karakter anak.

Dalam definisi pendidikan, tertera bahwa tujuan proses pembelajaran untuk mengembangkan potensi anak. Tahap awal sangat penting dengan menyamakan persepsi mengenai potensi anak. Hal ini akan menjadikan pijakan dalam menyusun perencanaan strategis di bidang pendidikan.

Setiap Anak adalah Bintang yang Memiliki Potensi yang Unik

Setiap anak memiliki kecerdasan majemuk atau dikenal multiple intelligences yang digagas oleh Howard Gartner. Kecerdasan majemuk itu mencakup

  • Kecerdasan bahasa (linguistik)
  • Kecerdasan matematis-logis
  • Kecerdasan ruang (spasial)
  • Kecerdasan fisik (kinestetis, jasmani)
  • Kecerdasan musikal
  • Kecerdasan sosial (interpersonal)
  • Kecerdasan pribadi (intrapersonal)
  • Kecerdasan alam (naturalis)

Hal ini menunjukkan setiap anak sangat unik dengan kecerdasan yang beragam.

Mungkinkan sistem pendidikan nasional bisa mengangkat keunikan setiap anak?

Mungkin jika standar kompetensi yang diberlakukan tidak mencakup semua hal. Suatu hal yang penting untuk mengklasifikasikan materi pembelajaran utama, pendukung dan pilihan / minat.

Materi pembelajaran utama adalah materi yang mengasah kemampuan dasar anak. Kemampuan ini yang dibutuhkan untuk

  • memudahkan proses pembelajaran selanjutnya
  • memudahkan proses kehidupan selanjutnya
  • membentuk karakter kepribadiannya   

Materi pembelajaran utama terdiri dari

  • Asah kecerdasan bahasa untuk membantu anak dalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan
  • Asah kecerdasan logika untuk membantu anak menganalisa suatu kondisi dan mengatasinya. Kemampuan logika ini juga terkait dengan perhitungan termasuk transaksi.
  • Asah kecerdasan intrapersonal yang membuat anak memiliki kepribadian yang berkarakter

Materi pembelajaran pendukung adalah materi yang memberikan wawasan kepada anak. Wawasan ini bisa

  • meningkatkan kemampuan berpikirnya
  • menambah rasa ingin tahunya sehingga anak ingin belajar lebih jauh
  • memberikan ide kreatif untuk menyelesaikan berbagai hal

Dalam materi pembelajaran pendukung mengasah

  • Asah kecerdasan interpersonal yang membuat anak mampu berinteraksi sosial ataupun kepekaan terhadap sosial
  • Asah kecerdasan natural yang membuat anak mampu berinteraksi dengan alam ataupun kepekaan terhadap alam
  • Asah kecerdasan ruang yang membuat anak mampu melakukan aktivitas fisik yang bisa menghasilkan kreasi

Materi pembelajaran pilihan adalah materi yang diambil sesuai minat anak.

  • Asah kecerdasan fisik yang membuat anak mampu melakukan aktivitas fisik yang bisa menghasilkan kreasi
  • Asah kecerdasan musik yang membuat anak mampu menghasilkan kreasi musik
  • Asah kecerdasan fisik yang membuat anak mampu melakukan aktivitas fisik yang bisa menghasilkan kreasi

Standar kompetensi utama pada materi pembelajaran utama. Untuk meningkatkan kompetensi anak, standar pun dibuat berjenjang misalnya

  • standar kompetensi A sebagai standar tertinggi
  • standar kompetensi B sebagai standar sedang
  • standar kompetensi C sebagai standar minimal

Standar kompetensi untuk materi pembelajaran yang lain tetap diberikan tapi bukan suatu keharusan untuk diikuti. Materi pembelajaran lain juga dibuat standar kompetensi berjenjang. Dengan demikian peningkatan proses pembelajaran pun bisa dilaksanakan di semua daerah secara bertahap dengan memberikan ruang kepada anak untuk berkembang sesuai kecerdasan majemuk yang dominan di dalam dirinya. Hal ini tentu akan mengangkat potensi setiap anak.

Orang tua Penentu Arah Pendidikan

Pandangan orang tua terhadap pendidikan anak juga akan menentukan arah pendidikan yang akan dijalani anaknya. Orang tua juga perlu memiliki persepsi yang sama bahwa setiap anak itu unik dan memiliki kecerdasan majemuk. Ada kecerdasan yang lebih dominan pada anak, ini merupakan kekuatan anak. 

Anak juga memiliki kelemahan di bagian lain. Strategi pendidikan adalah meningkatkan kekuatan anak dan mensiasati kelemahan anak. Pandangan orang tua ini akan memotivasi orang tua berperan lebih banyak dalam pendidikan anak, bukan hanya menyerahkan kepada sekolah.

Dengan pandangan yang sama antara orang tua, sekolah dan pemerintah tentu akan memudahkan dalam menentukan arah pendidikan demi masa depan nusa dan bangsa.

Sekolah Penentu Bentuk Pendidikan

Secara umum pendidikan formal anak diserahkan kepada sekolah. Sekolah mengembangkan bentuk pendidikan yang membuat anak belajar dengan baik dan efektif. Salah satu bentuk pendidikan yang dikembangkan sekolah adalah sekolah alam. Pengertian sekolah alam bukan hanya belajar di alam tetapi juga belajar dari alam. 

Alam mampu memberikan pembelajaran yang luar biasa bukan hanya ilmu sains bahkan ilmu sosial. Penggagas sekolah alam memiliki filosofi untuk mengembangkan sekolah yang bisa mengangkat potensi lokal selain potensi utama yang memang harus dikembangkan.

Merujuk filosofi sekolah alam justru bisa dikembangkan di berbagai daerah. Konsep ini bisa mengatasi perbedaan jauh kondisi pendidikan antar daerah. Tantangannya adalah kualitas pendidik yang bisa mengembangkan pendidikan seperti ini.

sekolah alam (sumber: parenting.co.id)
sekolah alam (sumber: parenting.co.id)
Ada pula sekolah yang mengembangkan pendekatan teknologi untuk meningkatkan kecerdasan peserta didiknya untuk mempesiapkan generasi masa depan misalnya Madrasah Teknonatura. Beberapa kali siswa sekolah ini memenangkan berbagai lomba robot internasional. Madrasah ini membekali siswanya tidak hanya iman melainkan juga teknologi. Bentuk pendidikan ini semakin trend saat ini. Hal ini tentu menarik anak untuk mengembangkan diri dalam bidang teknologi.

Madrasah Technonatura (sumber: technonatura.sch.id)
Madrasah Technonatura (sumber: technonatura.sch.id)
Tentu banyak bentuk pendekatan pendidikan yang dikembangkan oleh sekolah. Akhirnya orang tua dan anak bisa menilai mana sekolah yang bisa mengasah kemampuan anak sehingga anak bisa berkembang dan menjadi pribadi yang berkarakter.

Guru Penentu Metoda dan Gaya Belajar di Sekolah

Sekolah menentukan bentuk pendidikan yang dikembangkan tapi guru yang akan menuangkan dalam bentuk metoda dan gaya belajar di dalam kelas. Metoda dan gaya belajar akan menentukan suasana belajar di dalam kelas sehingga anak bisa belajar dengan baik dan efektif.

Cara Belajar yang Menyenangkan (sumber: satujam.com)
Cara Belajar yang Menyenangkan (sumber: satujam.com)
Metoda belajar yang menggunakan media belajar yang menarik dapat meningkatkan keingintahuan anak. Hal ini tentu meningkatkan proses belajar siswa.

media pembelajaran (sumber: abiummi.com)
media pembelajaran (sumber: abiummi.com)
media pembelajaran (sumber: pemudaberkelana.blogspot.com)
media pembelajaran (sumber: pemudaberkelana.blogspot.com)
Oleh karena itu upaya meningkatkan kualitas guru sangat penting dilakukan melalui berbagai pelatihan yang bisa meningkatkan kemampuan mengajar dengan berbagai metoda yang menarik. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas proses belajar siswa.

Di sisi lain guru juga memerlukan tunjangan yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian guru dapat fokus untuk mengembangkan cara pengajaran yang terbaik untuk peserta didik. Dalam ini penting dukungan pemerintah bahkan untuk daerah tertentu seperti daerah terpencil, termiskin dan terjauh memiliki tunjangan tambahan.  

Banyak faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan suatu bangsa. Dukungan dari semua pihak sangat diperlukan untuk mengembangkan sistem pendidikan yang tepat demi masa depan nusa dan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun