Mohon tunggu...
Mirah Delima
Mirah Delima Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar dan Mendengarkan

Belajar dan Mendengarkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seikat Bunga

31 Agustus 2021   17:17 Diperbarui: 31 Agustus 2021   18:39 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warna warni terlihat sedap dipandang
Hijaunya daun dan mekar harum nan semerbak
Warna warni kugenggam erat kembang
Hangat terasa sanubariku, kala menghirup wewangian. 

Seikat bunga dan kembang, ingin kuraih
Tak perlu harga dan merk dari ekspedisi mana
Seikat kembang dan kesuma, ingin kudekap indah
Tak usah dengan asap dan gerimis untuk meredakan suasana

juniqe.de via www.pinterest.com
juniqe.de via www.pinterest.com

Wahai puspa, bagai gula-gula rasamu
Mewangi dan pesonamu tak akan sirna
Wahai juwita, manis terasa bagai murninya madu
Sorotan dan cahayamu tak kan' sementara
Bunga indah dan sedap, itulah dirimu

Kamu sekar, ranum membalut
Bila sang kumbang melirikmu, tergoda puspita
Kamu bungaku, muda merahmu terikat
Siapa yang mendekatimu, tak berdaya
Seikat bungaku, hanya untukmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun