Mohon tunggu...
Mirah Delima
Mirah Delima Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar dan Mendengarkan

Belajar dan Mendengarkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Debaran Berdegup

27 Agustus 2021   05:30 Diperbarui: 27 Agustus 2021   05:29 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: cutewallpaper.org

Temaram hujan tak datang bak' padatnya lalu lintas
Sinar surya meredup menjelang gelap kan' datang
Nafasmu memburu bak' mengejar sesuatu yang harus kau kejar
Debaran berdegup tak seirama lagi menghanyutkan raga dan asa.

Keringat demi keringat mengalir karena rasa yang menggugah
Masih ada hari demi hari, waktu ada tanpa harus kau hitung
Bagaikan desahan yang dapat terdengar olehmu
Mengalun teratur, melintas dan merasuk relung hati.

Tak kau sadari betapa kerdilnya dunia ini
Anganmu melayang lepas, membuang norma-norma baku
Degupan itu akan teras lebih keras tak teratur lagi dan lagi
Mengingatkan kelamnya hidupmu yang tak pernah tersentuh
Kau lalui semua seakan dunia ini tempatmu berpijak
Membuang hadirnya para insan dengan putihnya hati.

Kamu yang di sana, merataplah kini
Gelapnya awan akan menyapamu
Mari, silakan lihat nun di seberang sana
Bahagiamu dulu dan kini kan’ sirna
Debaran berdegup tak seirama lagi buatmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun