Temaram hujan tak datang bak' padatnya lalu lintas
Sinar surya meredup menjelang gelap kan' datang
Nafasmu memburu bak' mengejar sesuatu yang harus kau kejar
Debaran berdegup tak seirama lagi menghanyutkan raga dan asa.
Keringat demi keringat mengalir karena rasa yang menggugah
Masih ada hari demi hari, waktu ada tanpa harus kau hitung
Bagaikan desahan yang dapat terdengar olehmu
Mengalun teratur, melintas dan merasuk relung hati.
Tak kau sadari betapa kerdilnya dunia ini
Anganmu melayang lepas, membuang norma-norma baku
Degupan itu akan teras lebih keras tak teratur lagi dan lagi
Mengingatkan kelamnya hidupmu yang tak pernah tersentuh
Kau lalui semua seakan dunia ini tempatmu berpijak
Membuang hadirnya para insan dengan putihnya hati.
Kamu yang di sana, merataplah kini
Gelapnya awan akan menyapamu
Mari, silakan lihat nun di seberang sana
Bahagiamu dulu dan kini kan’ sirna
Debaran berdegup tak seirama lagi buatmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H