"Dulu saya pernah dijodohkan kemudian gagal dan kemudian saya kapok dijodohkan lagi"
Kira-kira seperti itulah kata yang keluar ketika kita pernah mengalami perjodohan namun pada akhirnya perjodohan itu gagal atau tidak langgeng. Jika Dilan berkata bahwa Rindu itu Berat, maka orang yang mengalami perjodohan akan berkata bahwa dijodohkan itu berat.
Berat dalam arti karena membawa tidak hanya nama baik kita namun nama baik keluarga. Bahwa butuh proses cukup Panjang untuk bisa menyakinkan hati apakah menerima perjodohan itu atau bukan apalagi ini urusannya dengan masa depan dan untuk selamanya.
Dijodohkan akan berhasil ketika pasangan yang dijodohkan itu pas dengan kriteria pasangan yang kita mau. Namun jika bertolak belakang apalagi didasari tanpa adanya cinta perjodohan itu tentu tidak akan bahagia bahkan kemungkinan besar akan berpisah.Â
Saya sendiri termasuk bagian dari yang dijodohkan namun kemudian gagal. Saya dijodohkan oleh kawan saya kepada adiknya yang di usia 45 tahun belum pernah menikah. Karena tidak ada perempuan yang dikenal oleh teman saya, maka saya dijodohkan dengan adiknya. Namun dalam perjalanan harus berakhir karena berbagai faktor.Â
Sebelum kita melangkah jauh dari perjodohan ke pernikahan alangkah baiknya kita memperhatikan terlebih dahulu beberapa hal :
Jangan cepat-cepat memutuskan menikah
Salah satu faktor kegagalan saya kemarin adalah saya di suruh buru-buru untuk menikah hanya karena faktor usia pasangannya dan karena dalam agama yang dianut tidak boleh pacaran lama-lama. Akhirnya dalam waktu satu bulan perjodohan dengan tujuh kali pertemuan, kami disuruh menikah oleh pihak keluarganya. Padahal belum saling mengenal betul karakter dan sifat masing-masing.
Meskipun kita dijodohkan dan sudah mengenal orang yang menjodohkan kita namun kita janganlah mau ketika harus diburu-buru untuk ke tahap yang lebih serius apalagi kita hanya baru beberapa kali bertemu. Banyak hal yang harus kita pertimbangkan sebelum menerima keputusan untuk dinikahkan.
Kenali lebih dalam sifat pasangan yang dijodohkan