Di masa pandemi ini, instansi pendidikan melakukan berbagai inovasi agar pendidikan tetap berjalan bahkan lebih maju meski di masa pandemi ini anak-anak harus belajar di rumah.Â
Salah satu pembelajaran yang diterapkan di Pendidikan Kabupaten Purwakarta di masa pandemi ini adalah Pembelajaran tentang Ecobrik. Ecobrik adalah botol plastik yang diisi padat dengan limbah non-biological untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali. Pembelajaran Ecobrik merupakan bagian dari Program Pendidikan Tatanen di Bale Atikan.
Untuk diketahui Program Tatanen di Bale Atikan merupakan Gerakan pendidikan yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik yang memiliki kesadaran diri dan lingkungan. Program ini untuk membangun generasi yang memahami masalah lingkungan serta mencari solusi dari pemecahan masalah lingkungan tersebut.
Pembelajaran Ecobrik ini anak-anak dituntut harus menghasilkan produk yang bermanfaat baik untuk dirinya sendiri maupun untuk lingkungannya. Anak-anak juga harus belajar memecahkan masalah khususnya dalam hal ini lingkungan yaitu masalah sampah plastik. Dengan ecobrik anak diberikan pelajaran untuk memilah sampah plastik, kemudian dibersihkan dan dikumpulkan di dalam botol air mineral dan kemudian nanti bisa digunakan untuk menghasilkan produk ramah lingkungan. Seperti kursi, meja dan lain-lain.
Namun sayangnya program baik ini tidak sepenuhnya mendapat dukungan dari masyarakat dan juga orang tua selaku guru anak di rumah. Kerja keras para pemangku pendidikan, guru maupun stakeholder lain yang ingin program ini berhasil diterapkan pada anak didik agar anak mencintai lingkungan dianggap sebagai "beban" bagi orang tua dan sebagai "lahan bisnis" untuk beberapa masyarakat.Â
Tugas Ecobrik ini lebih banyak dikerjakan oleh orang tua daripada oleh anak itu sendiri. Bahkan semenjak ada yang memperjualbelikan ecobrik, orang tua lebih memilih cara yang praktis dengan membeli daripada anak mengumpulkan sampah plastik itu sendiri. Hal ini terlihat di salah satu postingan forum jual beli dimana begitu banyak orang tua yang tertarik untuk membeli ecobrik dengan alasan anak-anak tidak mau mengumpulkan dan mencari sendiri sampah tersebut dan lebih banyak orang tua yang mengerjakan sementara pekerjaan orang tua sudah banyak. Padahal program ini dibuat agar anak belajar untuk mencintai dan menghargai lingkungannya, agar anak bisa memilah sampah dan kemudian bisa dibuat menjadi suatu produk. Disinilah peran orang tua sangat penting dibutuhkan agar anak belajar untuk mengerjakan tugas sendiri dengan usahanya sendiri bukan mengajarkan yang sifatnya praktis dengan membeli yang sudah jadi.Â
Tidak semua program pendidikan yang punya tujuan baik di mendapat support sepenuhnya dari orang tua maupun masyarakat. Tidak sepenuhnya juga mau dilakukan oleh anak-anak sekolah. Padahal program pendidikan akan berhasil tidak hanya hasil kerja keras para pendidik, tenaga kependidikan, orang-orang yang bekerja di instansi pendidikan namun dukungan orang tua dan masyarakat juga sangat diperlukan. Bahwa program pendidikan dibuat oleh mereka yang punya kewenangan dengan pemikiran sangat matang dan dengan tujuan yang baik agar pendidikan Indonesia tetap maju bahkan lebih maju dari bangsa lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H