Mohon tunggu...
Mira Miew
Mira Miew Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Purwakarta yang jatuh hati dengan dunia kepenulisan dan jalan-jalan

Menulis adalah panggilan hati yang Tuhan berikan. Caraku bermanfaat untuk orang banyak adalah melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ecobrik, Solusi Pembelajaran Ramah Lingkungan Pelajar Purwakarta

23 Mei 2021   00:18 Diperbarui: 23 Mei 2021   06:54 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : indojabar.id

Di masa pandemi ini, instansi pendidikan melakukan berbagai inovasi agar pendidikan tetap berjalan bahkan lebih maju meski di masa pandemi ini anak-anak harus belajar di rumah. 

Salah satu pembelajaran yang diterapkan di Pendidikan Kabupaten Purwakarta di masa pandemi ini adalah Pembelajaran tentang Ecobrik. Ecobrik adalah botol plastik yang diisi padat dengan limbah non-biological untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali. Pembelajaran Ecobrik merupakan bagian dari Program Pendidikan Tatanen di Bale Atikan.

Untuk diketahui Program Tatanen di Bale Atikan merupakan Gerakan pendidikan yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik yang memiliki kesadaran diri dan lingkungan. Program ini untuk membangun generasi yang memahami masalah lingkungan serta mencari solusi dari pemecahan masalah lingkungan tersebut.

Pembelajaran Ecobrik ini anak-anak dituntut harus menghasilkan produk yang bermanfaat baik untuk dirinya sendiri maupun untuk lingkungannya. Anak-anak juga harus belajar memecahkan masalah khususnya dalam hal ini lingkungan yaitu masalah sampah plastik. Dengan ecobrik anak diberikan pelajaran untuk memilah sampah plastik, kemudian dibersihkan dan dikumpulkan di dalam botol air mineral dan kemudian nanti bisa digunakan untuk menghasilkan produk ramah lingkungan. Seperti kursi, meja dan lain-lain.

sumber foto : rendpurwakarta.com
sumber foto : rendpurwakarta.com
Anak-anak sekolah diminta mengumpulkan satu botol air mineral bekas yang sudah diisi oleh sampah plastik dengan berat yang sudah ditentukan. Penentuan jumlah berat plastik ini agar nantinya botol air mineral yang berisi sampah plastik ini bisa kuat dan bisa digunakan.  Dan sudah banyak sekali sekolah di Purwakarta yang berhasil dalam memberikan pembelajaran Ecobrik dan menghasilkan produk yang bisa dijual ataupun digunakan di sekolah mereka.

Foto : dokumentasi pribadi
Foto : dokumentasi pribadi
Pembelajaran ini sangat bagus mengajarkan anak untuk belajar mencintai alam dan agar anak-anak bisa memilah mana sampah yang bisa diolah mana yang tidak. Program pembelajaran ini sangat bagus untuk diterapkan di sekolah apalagi ada kaitannya dengan memelihara lingkungan kita. Kegiatan pengumpulan Ecobrik ini juga sebagai bagian dari tugas anak dari guru untuk dikerjakan di rumah. Agar anak tidak terus berkutat dengan handphonenya yang selain digunakan untuk belajar namun juga lebih banyak untuk bermain game. Agar anak menggerakan tangannya untuk melakukan sesuatu yang positif.

Namun sayangnya program baik ini tidak sepenuhnya mendapat dukungan dari masyarakat dan juga orang tua selaku guru anak di rumah. Kerja keras para pemangku pendidikan, guru maupun stakeholder lain yang ingin program ini berhasil diterapkan pada anak didik agar anak mencintai lingkungan dianggap sebagai "beban" bagi orang tua dan sebagai "lahan bisnis" untuk beberapa masyarakat. 

Tugas Ecobrik ini lebih banyak dikerjakan oleh orang tua daripada oleh anak itu sendiri. Bahkan semenjak ada yang memperjualbelikan ecobrik, orang tua lebih memilih cara yang praktis dengan membeli daripada anak mengumpulkan sampah plastik itu sendiri. Hal ini terlihat di salah satu postingan forum jual beli dimana begitu banyak orang tua yang tertarik untuk membeli ecobrik dengan alasan anak-anak tidak mau mengumpulkan dan mencari sendiri sampah tersebut dan lebih banyak orang tua yang mengerjakan sementara pekerjaan orang tua sudah banyak. Padahal program ini dibuat agar anak belajar untuk mencintai dan menghargai lingkungannya, agar anak bisa memilah sampah dan kemudian bisa dibuat menjadi suatu produk. Disinilah peran orang tua sangat penting dibutuhkan agar anak belajar untuk mengerjakan tugas sendiri dengan usahanya sendiri bukan mengajarkan yang sifatnya praktis dengan membeli yang sudah jadi. 

Tidak semua program pendidikan yang punya tujuan baik di mendapat support sepenuhnya dari orang tua maupun masyarakat. Tidak sepenuhnya juga mau dilakukan oleh anak-anak sekolah. Padahal program pendidikan akan berhasil tidak hanya hasil kerja keras para pendidik, tenaga kependidikan, orang-orang yang bekerja di instansi pendidikan namun dukungan orang tua dan masyarakat juga sangat diperlukan. Bahwa program pendidikan dibuat oleh mereka yang punya kewenangan dengan pemikiran sangat matang dan dengan tujuan yang baik agar pendidikan Indonesia tetap maju bahkan lebih maju dari bangsa lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun