Mohon tunggu...
Mira Miew
Mira Miew Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Purwakarta yang jatuh hati dengan dunia kepenulisan dan jalan-jalan

Menulis adalah panggilan hati yang Tuhan berikan. Caraku bermanfaat untuk orang banyak adalah melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tetap Semangat Caca!

18 Agustus 2020   18:54 Diperbarui: 18 Agustus 2020   18:51 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Dokumentasi Pribadi

Remaja yang ingin saya ceritakan di tulisan ini bernama Caca, usianya kini 17 tahun. Saya mengenalnya dari postingan salah satu selebgram muslimah Purwakarta, Teh Retno Dya.

Caca dilahirkan secara normal. Menurut cerita Caca di instagramnya Teh Retno, Caca di usia balita perkembangannya mulai terhambat kemudian lumpuh dan cacat otak. Ketika mengandung caca, Ibunya mengalami penyempitan usus yang membuatnya harus selalu makan obat keras yang akhirnya berdampak pada perkembangan Caca.

Ketika Balita pula Caca kehilangan kedua orang tuanya yang meninggal karena tertabrak bis. Kini Caca tinggal dan diasuh oleh nenek dan kakak ayahnya yang bernama Umu Firdaus dan tinggal di daerah Simpang Purwakarta.

Ujian Caca belum sampai disitu saja, selain mengalami down syndrome ternyata Caca sering mengalami kejang yang dipicu dari kecacatan di otaknya. Kata Umu Firdaus, kejangnya Caca sering dadakan dan ga ada pemicunya.

Hari sabtu lalu, tanggal 16 Agustus 2020 setelah saya hanya menyimak cerita caca dari media sosialnya Teh Retno, saya pun kemudian meminta Teh Retno untuk mengantar saya berkunjung ke rumahnya Caca yang ternyata hanya berjarak hanya 3 kilometer dari rumah saya. Saya ingin tahu kondisi Caca langsung sekaligus membawa bingkisan dari kawan saya untuk Caca.

Saat sampai di rumahnya, Caca ternyata sedang mengalami kejang yang membuatnya tak bisa diam. Sedih rasanya melihat Caca kejang karena kebayang saja sakit yang dirasakan ketika kejang sampai tantenya (Umu Firdaus) harus memegang badan Caca untuk membantu menahan sakitnya dan agar caca tidak merusak barang yang ada di sekitarnya. Menurut Umu Firdaus, ketika kejang untuk menahan sakitnya Caca sering bergerak dan teriak-teriak. Sering kali pula merusak barang di sekitarnya.

Kasihan sekali melihat Caca. Disaat anak remaja seusia Caca menikmati masa remajanya dengan sekolah, bergaul dan nongkrong dengan teman-temannya tapi Caca harus menghadapi "Ujian" dengan penyakit yang dideritanya. Badannya pun kurus karena selama ini Caca tidak bisa menerima asupan makanan. Sehari-hari Caca mendapat asupan makanan hanya dari susu Cokelat.

Menurut Umu Firdaus, untuk merawat Caca banyak sekali biaya yang di harus dikeluarkan. Untuk obat kejang yang tidak di cover BPJS saja, biaya yang harus dikeluarkan sekitar 1,2 juta rupiah. Karena jika tidak minum obat kejang, Caca bisa sering mengalami kejang bahkan muntah. Sehari harusnya Caca minum obat sampai 3x, namun karena keterbatasan biaya, obatnya hanya bisa di beli setengahnya saja dan Caca hanya minum 1x sehari obatnya.

Umu Firdaus, tantenya Caca hanyalah ibu rumah tangga biasa. Begitu pula dengan neneknya. Sementara Suami Umu Firdaus, sejak pandemi ini dirumahkan dari pekerjaannya. Selain obat kejang, Caca memerlukan pampers dan susu cokelat. Total biaya untuk Caca sekitar 2 jutaaan. Itu diluar biaya alat tulis karena agar tangan Caca bisa selalu digerakkan, maka Umu Firdaus menyediakan sarana alat tulisnya.

Untuk memenuhi kebutuhan biaya Caca, Umu Firdaus mengandalkan sumbangan dari orang-orang baik yang besarnya kalau dikumpulkan cukup untuk membeli setengah resep obat Caca. Kebetulan donatur tersebut di koordinir oleh Teh Retno. Teh Retno mengajak followernya untuk donasi ke Caca setiap bulannya. Besarnya sumbangan minimal 10 ribu rupiah. Hasil donasi, selain untuk membantu biaya obat Caca juga untuk membeli pampers dan susu.

Dari Caca kita belajar untuk bersyukur atas apa yang Tuhan beri untuk kita. Bahwa di luar kehidupan kita masih banyak orang-orang kurang beruntung yang seharusnya kita bantu. Dari Umu Firdaus kita belajar menyayangi seseorang secara tulus. Bagaimana Umu Firdaus, nenek Caca dan keluarga mereka begitu sabar menghadapi penyakitnya Caca. Mereka menyayangi remaja yatim piatu itu. Tak pernah mereka lalai menjaga dan merawat Caca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun