Bermula dari niat ingin melakukan sesuatu yang produktif di tahun 2020 dengan memanfaatkan lahan kosong di pinggir maupun di belakang rumah. Meski sempat disepelekan oleh beberapa teman yang merasa tidak yakin bahwa orang malas seperti saya mau membuat kebun namun justru menjadi pemicu semangat saya bahwa saya pasti bisa.
Awalnya lebih fokus ke kebun belakang rumah yang luasnya +-300m2 . Namun ternyata kebun belakang lebih cocok dipake untuk peternakan ataupun tempat istirahat. Keberadaan pohon petai, alpukat dan rambutan yang tinggi besar dan lebat membuat sinar matahari terhalang dan lahan kosongnya tidak mungkin digunakan.
Karena pertimbangan itu akhirnya diputuskan membuat kebun mini di pinggir rumah. Kecil karena luasnya hanya +- 80m2 karena area terbuka, sinar matahari sangat bagus di lahan itu.
Dengan modal +- Rp. 500.000,- yang digunakan untuk membuat pagar, membeli bibit dan pupuk kandang maka dimulailah membuat kebun di awal februari 2020.
Pekerjaan awalnya adalah membuat pagar. Maklum rumah saya berada di pinggir jalan gang kecil yang sering dilalui oleh warga dan tepat dibelakang sekolah. Dengan pertimbangan, bahwa dulu alm. Bapak sy sempat bikin kebun mentimun di lahan yang sama namun ternyata hasilnya sering diambil orang tanpa izin akhirnya saya putuskan untuk kali ini kebun diberi pagar.
Pengerjaan pagar dilakukan oleh paman saya. Saya fokus ke pembibitan dan suami saya fokus ke penggarapan lahannya.Â
Setelah bibit mulai tumbuh sedikit membesar, akhir februari saya dan suami mulai memindahkan  dari gelas plastik ke lahan yang sudah digarap.Â
Dan di pertengahan maret, beberapa hari sebelum kerja di rumah, kangkung Alhamdulillah panen dan bisa diambil. Panennya kangkung menambah persediaan sayuran di saat di rumah aja . Jadi kami tak perlu terlalu sering membeli sayuran di luar untuk kami makan apalagi setelah itu bayam pun panen.