Hari minggu kemarin, saya berkunjung kembali ke salah satu masjid yang sedang hits di Purwakarta. Saya mengantar sahabat saya dari Bekasi yang ingin melihat kembali area Masjid itu yang katanya banyak mengalami perubahan, telah menjadi tempat wisata yang hits, instagramabel dan kekinian sehingga banyak di kunjungi Wisatawan.
Waktu awal tahun baru bersama suami, saya memang sempat ke masjid itu namun tidak masuk ke dalam masjidnya untuk sholat. Dan kemarin bersama sahabat, saya melaksanakan shalat Dzuhur di dalam masjid itu.
Alangkah kagetnya saya melihat peralatan shalat (mukena dan sarung) yang ditempatkan di lemari kecil begitu berantakan bahkan bau padahal mukena dan sarung adalah perlengkapan wajib kita dalam beribadah.
Sempat ada dua orang ibu-ibu yang kemudian merapikan mukena tersebut sebelum adzan shalat dzuhur yang sayangnya seusai shalat, mukena itu kembali ditaruh sembarangan tanpa dirapikah oleh penggunanya.
Sering kali saya menjumpai mukena kotor tak layak pakai dan bau banget tersimpan di masjid besar atau mushola. Begitu pula bagi yang menggunakan. Setelah memakai disimpan saja tanpa dilipat ataupun dirapihkan dan tidak dikembalikan ke tempat asalnya.
Padahal ketika kita berwudhu tanpa mengeringkan wajah yang basah akibat air wudhu, air itu otomatis menempel di mukena dan menjadi basah bahkan jika terus-terusan dipakai oleh pengguna yang berbeda-beda tanpa dibersihkan akan menimbulkan jamur di mukena itu.
Sangat ironi sekali apa yang akan kita gunakan untuk shalat dimana kita beribadah pada sang pencipta tapi apa yang kita gunakan sangat kotor dan bau. Sementara ketika kita akan berpergian atau bertemu orang, kita harus selalu tampil baik bahkan sampai dandan. Bertemu dengan orang kita tampil baik, tapi beribadah kepada Allah kita biasa saja.
Padahal seharusnya pihak pengelola masjid ataupun mushola haruslah lebih memperhatikan lagi kebersihan peralatan shalat tersebut. Apalagi untuk masjid yang besar dan sering dikunjungi warga yang beribadah di masjid itu.Â
Harus ada petugas yang merapihkan mukenanya bahkan mencuci mukena itu seminggu dua atau tiga kali. Membuat lemari yang lebih besar dan memperbanyak mukenanya, apabila tidak ada petugas yang merapihkan, lebih baik menyediakan lemari yang mukenanya bisa digantung.