Mohon tunggu...
Mira Sri Nuraini
Mira Sri Nuraini Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Majalengka

Writing is a long process

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengobservasi Karakteristik Belajar Anak-anak (Young Learner), Remaja (Teenager), dan Pelajar Dewasa (Adult)

4 Februari 2021   17:28 Diperbarui: 4 Februari 2021   19:58 1534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum, teman-teman..
Baru-baru ini saya mendapatkan tugas mengobservasi karakteristik belajar pada pelajar anak-anak, remaja, dan dewasa. Ada tiga orang yang menjadi subjek penelitian saya, dan ketiganya merupakan keluarga saya. Dibawah ini adalah hasil observasinya. Yuk, Check this out!

Lucky Hakim Apriliansyah, 12 tahun, kelas 6 SD (Young Learner)
Lucky adalah adik laki-laki saya. Dia adalah anak yang terlahir dari lingkungan yang menggunakan Bahasa Sunda sebagai bahasa sehari-harinya. Hal itu menjadikan Lucky menjadi fasih berbahasa Sunda. Diantara Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda, dia paling fasih berbahasa Sunda. Dia sudah tahu cara menempatkan bahasa 'kasar', 'loma' dan 'halus', misalnya ketika berbicara dengan orang tua dan orang yang lebih tua dia menggunakan Bahasa Sunda halus. Kemampuan Bahasa Sundanya ini menjadikan Lucky mempunyai karakteristik rely on first language. Dalam belajar Bahasa Inggris, dia masih termasuk ke dalam tahap 2 (level depeloving). Salah satu karakteristiknya yaitu understand basic classroom activities with visual support. Lucky merupakan anak yang memiliki kecerdasan visual yang lebih baik daripada kecerdasan bahasanya. Dia hobi sekali menggambar. Oleh karena itu, ketika sedang belajar, dia sangat antusias jika didukung media pembelajaran visual. Ketika belajar vocabulary misalnya, dia melihat gambar kemudian menanyakan pada saya bagaimana pronunciation dari vocabulary gambar tersebut dan dia akan lebih mudah mengingatnya jika menggunakan media gambar.

Nur Nuriyanti, 17 thn, kelas 3 SMA (Teenager)
Nur Nuriyanti, biasa dipanggil Nuri adalah saudara sepupu saya. Dia kadang meminta bantuan kepada saya saat mengerjakan tugas. Karena sering berinteraksi, saya akhirnya dapat mengetahui karakteristik cara belajarnya. Nuri memiliki minat berinteraksi yg tinggi dengan teman sebayanya dalam kegiatan belajar (Interest in interacting with peers during learning activities). Misal, saat ada tugas yang kurang dia mengerti, dia akan menghubungi teman-teman terdekatnya terlebih dahulu agar membantu menjelaskan cara pengerjaan tugas tersebut. Selain itu, Nuri lebih menyukai pengalaman belajar yang aktif daripada pasif (prefers active over passive learning experiences). Dia lebih suka belajar sambil diselingi games, atau humor, meninggalkan tempat duduk untuk bergerak leluasa dan berpikir keras (moving and thinking aloud). Menurutnya pembelajaran tersebut terasa menyenangkan.

Lia Julyanti, 22 tahun, mahasiswa tingkat akhir salah satu PTN di Bandung, Prodi Ilkom (Adult)
Lia Julyanti, biasa saya panggil 'Kak Lia', dia adalah saudara sepupu saya. Dilihat dari usianya, dia dikategorikan sebagai seorang adult learner (pelajar dewasa). Karakteristik pelajar dewasa tentu berbeda dengan karakteristik remaja dan anak-anak. Setelah saya melakukan observasi, saya kemudian mengetahui gaya belajar Kak Lia. Dalam belajar, dia suka belajar dalam komunitas belajar (need for community). Komunitas belajar yang ia ikuti adalah Jurnalpos media dan teater pena. Menurutnya, komunitas belajar itu sangat diperlukan karena belajar itu tidak selalu harus di kampus tetapi belajar di rumah, atau di tempat lain juga bisa. Dia juga menjelaskan bahwa komunitas belajar tersebut mampu menambah wawasannya, menambah relasi, lebih sering berdiskusi ketika memecahkan suatu masalah, dan yang lebih penting lagi dapat menambah motivasi untuk belajar lebih tinggi karena dilakukan secara bersama-sama dan lebih terbuka. Karakteristik lain dari karakteristik adult learner yang dimiliki Kak Lia adalah menyukai kompetisi (competition and mastery). Alasan dia menyukai kompetisi adalah kompetisi dapat mengetahui apakah dia mampu bersaing dengan orang lain, dan juga dapat mengetahui seberapa luas pengetahuannya. Kompetisi juga menumbuhkan rasa semangat ingin belajar lagi dan lagi. Oleh karena itu, ketika mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas, dia selalu berusaha mengerjakannya semaksimal mungkin. Dibalik kelebihannya itu, dia juga memiliki kekurangan dalam hal belajar, yaitu dalam potensi keterbatasan fisik (Potential Physical Limitations). Dia tidak bisa membaca font berukuran kecil karena baru-baru ini dia merasakan gejala mata minus.

Kesimpulan: Setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu observasi kelas sangat  diperlukan bagi seorang guru agar dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan  para pelajarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun